Akhirnya! 4 dari 5 Pemilik Hak Veto PBB Akui Negara Palestina
Empat negara Barat, yaitu Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal, pada Ahad (21/9/2025), secara resmi mengumumkan pengakuan atas kedaulatan Negara Palestina. Dengan langkah terbaru ini, kini Palestina telah mendapat pengakuan dari 147 negara anggota PBB dari total 193 negara. Dan dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, empat di antaranya — Tiongkok, Rusia, Prancis, dan kini Inggris — mendukung pengakuan tersebut. Hanya Amerika Serikat yang tetap menolak.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dalam pernyataannya di platform X, menegaskan bahwa negaranya kini telah mengakui kedaulatan Palestina. “Hari ini kami mengakui Negara Palestina untuk menghidupkan kembali harapan perdamaian antara Palestina dan Israel,” tegas Starmer.
Respon Keras Netanyahu
Menanggapi gelombang pengakuan tersebut, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melontarkan pernyataan keras. Netanyahu, yang saat ini berstatus buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kejahatan perang di Gaza, menyebut rencana pendirian negara Palestina sebagai “ancaman eksistensial bagi Israel”.
“Tidak akan ada negara Palestina. Kami akan melawan keputusan pengakuan itu di PBB dan di semua arena internasional,” kata Netanyahu.
Netanyahu pun menegaskan bahwa operasi militer penjajah Israel di Gaza akan terus berlanjut hingga mencapai – apa yang ia sebut sebagai – “kemenangan final” melawan Hamas.
Tanggapan Politikus Palestina
Sekretaris Jenderal Gerakan Inisiatif Nasional Palestina, Dr. Mustafa Barghouti, menegaskan, pengakuan terhadap Kedaulatan Negara Palestina merupakan langkah krusial untuk memerkuat hak rakyatnya dalam menentukan nasib sendiri. Hal ini juga menjadi bentuk penolakan terhadap undang-undang penjajah Israel yang selama ini merampas hak-hak dasar warga Palestina.
Barghouti menilai bahwa membawa isu Palestina ke Dewan Keamanan PBB memiliki dampak politik dan diplomatik penting. Menurut dia, langkah tersebut dapat memermalukan posisi Amerika Serikat dan memerlihatkan isolasinya di hadapan komunitas internasional.
Anggota Dewan Legislatif Palestina itu juga menekankan pentingnya langkah nyata dari dunia Arab untuk menekan Israel, di antaranya dengan membatalkan perjanjian normalisasi, mengusir duta besar Israel, menutup ruang udara dari penerbangan Israel, serta menghentikan investasi maupun hubungan dagang dengan Tel Aviv.
“Sudah saatnya masyarakat internasional mengambil langkah serius dalam menghadapi pelanggaran yang terus berlanjut, dengan menjatuhkan sanksi serta memberikan dukungan nyata bagi perjuangan Palestina di berbagai forum internasional,” tegas Barghouti.
(Diolah dari berbagai sumber)