Alien dalam Pandangan Islam
Manusia selalu bertanya-tanya tentang langit di atas sana. Apakah langit itu kosong hampa ataukah ada makhluk misterius yang hidup di luar angkasa? Adakah makhluk yang sering kita istilahkan dengan “Alien” itu?
Alien sendiri secara bahasa berarti “makhluk asing”. Alien banyak digambarkan dalam film-film sebagai makhluk luar angkasa berteknologi tinggi, dengan fisik yang berbeda dengan kita atau cenderung menyeramkan. Tetapi ada pula sebagian kecil yang menggambarkan Alien sama dengan manusia bumi, hanya saja mereka hidup di planet lain. Lalu bagaimana Alien dalam pandangan Islam?
Islam tidak mengenal istilah “Alien”. Yang ada itu istilahnya Ahlu Sama' (penduduk langit) atau Dabbah Sama’ (makhluk langit).
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi serta Dabbah (makhluk melata) yang Dia sebarkan pada keduanya. Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia menghendaki.” – QS. Asy-Syūrā:29
Ayat ini jelas mengatakan bahwa baik di bumi maupun di langit ada Dabbah (makhluk), baik itu manusia, malaikat, jin, maupun hewan.
Tentang istilah Ahlu Sama', Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah, Malaikat, dan para Ahla Samawati (penduduk langit) dan penduduk bumi, sampai semut dan ikan mendoakan para pengajar kebaikan,” – HR. Tirmidzi
Dan masih banyak istilah Ahlu Sama’ dalam hadits-hadits lain. Ahlu Sama' (atau penduduk langit) terdiri dari 6, yaitu Nabi terpilih; Malaikat langit; Bidadari; Anak-anak kecil surga (Wildan); Dabbah (binatang langit); Jin Thoyur (Jin ruang angkasa, dan yang ini adalah penduduk ilegal).
Para Nabi Terpilih
Untuk para Nabi terpilih, mereka adalah penghuni langit. Waktu Isra Mi’raj, Rasulullah saw bertemu Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, dan Nabi Ibrahim di langit ketujuh. Mereka adalah penduduk langit yang paling utama.
Nabi Adam sendiri awalnya penduduk langit di surga. Lalu sebagaimana kita tahu, Adam dan Hawa berbuat kesalahan lalu diturunkan ke bumi. Maka, kita sebenarnya adalah keturunan makhluk yang pernah tinggal di peradaban yang lebih tinggi.
Malaikat Langit
Untuk para Malaikat, ada dari mereka yang bertugas di bumi dan ada juga yang di langit. Bahkan yang di langit ini jumlahnya sangat banyak, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits, “Tidaklah ada satu jengkal di langit melainkan ada Malaikat bersujud.” – HR. Ahmad
Usaid bin Hudhair, Sahabat Nabi, pernah melihat penampakan benda berwujud awan kelap-kelip di atas kepalanya. Dan itu bukan UFO Alien. Tetapi itu adalah Malaikat langit yang menjelma dan ingin mendengarkan bacaan Al Qur’annya. Dan hadits-nya Sahih, diriwayatkan oleh Al-Bukhari.
Bidadari dan Wildan Mukhaladun
Untuk para Bidadari, jelas mereka adalah penduduk langit karena mereka di surga. Sedangkan untuk Wildan Mukhaladun (anak-anak kecil surga), mereka adalah pelayan surga dalam anak-anak yang akan tetap menjadi anak-anak, sebagaimana firman Allah:
“Mereka dikelilingi oleh para pemuda yang tetap muda. Apabila melihatnya, kamu akan mengira bahwa mereka adalah mutiara yang bertaburan.” – QS. Al-Insān:19
Dabbah (Hewan)
Tentang Dabbah (hewan) di luar bumi, keberadaannya sudah dikonfirmasi Al Qur’an:
“Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah penciptaan langit dan bumi serta Dabbah (makhluk melata) yang Dia sebarkan pada keduanya. Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila Dia menghendaki.” – QS. Asy-Syūrā:29
Jin Thuyur
Jin Thoyarun (kami pribadi menyebutnya Thuyur), mereka adalah jin yang bisa terbang ke langit untuk menyadap informasi takdir. Jin ini punya kontak dengan para dukun zaman Ancient. Setelah Rasulullah saw diutus, Jin yang terbang ke langit untuk menyadap berita akan ditembaki.
Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya kami (jin) dahulu selalu menduduki beberapa tempat (di langit) untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Akan tetapi, sekarang siapa yang (mencoba) mencuri dengar pasti akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).” – QS. Al-Jinn:9
Begitulah penjelasan tentang Ahlu Sama’ (penduduk langit) atau Dabbah (makhluk) langit, yang tentu saja berbeda dengan konsep Alien seperti yang ditampilkan di film-film.
Wallahu a'lam bishawab.