Analisis Pakar Militer: Perlawanan di Jalur Gaza Tunjukkan Kualitas Strategi Hamas
Pakar militer, Kolonel Hatem Al-Falahi, mengatakan, kabar terbaru dari operasi perlawanan di Jalur Gaza menunjukkan perkembangan kualitatif yang tak biasa dibandingkan operasi-operasi sebelumnya. Di hari kedelapan operasi melawan penjajahan di lingkungan Shujaiya di Kota Gaza, terjadi peningkatan aktivitas pertempuran yang terus-menerus oleh faksi-faksi Hamas melawan pasukan Israel yang menyerang.
“Penyergapan yang dilakukan Al-Qassam di lingkungan Syuja'iya tersebut merupakan peningkatan kinerja Hamas di lapangan. Konfrontasi langsung dalam penyergapan yang dilakukan mencerminkan suatu perubahan dalam pola operasi tempur mereka. Sebab, penyergapan sebelumnya hanya sebatas meledakkan ranjau dan penarikan cepat,” ujar Al-Falahi.
Sementara itu, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Brigade Al-Qassam, mengumumkan, mereka menyergap dua pasukan Israel, yaitu di Kota Rafah Selatan Jalur Gaza dan lingkungan Shujaiya di Kota Gaza, Utara Jalur Gaza. Konfrontasi langsung dengan penjajah Israel menegaskan tingkat kerusakan dan keganasan antar kedua pihak yang sedang terjadi. Adanya indikasi kehadiran pasukan Israel yang terus berlanjut di wilayah ini akan menyebabkan lebih banyak gesekan operasi yang dilakukan oleh Hamas.
Alfalahi mengindikasikan bahwa operasi di Rafah juga meningkat. Hal itu merujuk pada penyergapan Brigade Al-Qassam di Tal Al-Sultan, yang menyebabkan terbunuhnya semua anggota pasukan Israel yang menjadi sasaran dengan menggunakan senjata rudal SAM-7.
Baca juga: Berkedok Lestarikan Budaya, Presiden Tajikistan Ingin Hapus Islam di Negaranya?
Pakar militer tersebut berpendapat, eksploitasi Al-Qassam terhadap pembebasan terowongan untuk memikat pasukan Israel sebelum melakukan pengeboman, mencerminkan perencanaan yang matang dan organisasi yang tinggi.
Adanya pasokan senjata baru oleh Hamas, semisal rudal SAM-7 dan rudal Red Arrow, merupakan tambahan kualitatif terhadap kemampuan tempur mereka. Sebab, senjata yang beroperasi dengan sinar infra merah itu sangat efektif melawan helikopter, sekaligus mampu membatasi lalu lintas udara Israel di daerah yang rawan.
Menargetkan wilayah Gaza adalah bagian dari strategi Hamas untuk merecoki pasokan logistik bagi pasukan penyerang dan meningkatkan kompleksitas masalah dalam operasi Israel.
Menurut dia, di sisi lain, eskalasi yang terjadi saat ini antara Israel dan Hizbullah Lebanon di wilayah pendudukan utara menunjukkan kurangnya komitmen Israel dari segi geografis dalam menargetkan operasi. Sementara itu, serangan Hizbullah identik dengan intensitas dan kurangnya akurasi. Ini merupakan perbedaan strategi antara Hizbullah dan Israel.
“Masih terbuka kemungkinan eskalasi konfrontasi di masa mendatang, dan bisa berakhir dengan perang terbuka antara kedua belah pihak,” terang Al-Falahi.
(Sumber: Al Jazeera)