Api Rindu (Episode 8): Hubungan dengan Lawan Jenis yang Bukan Mahram

"Ana merasa sudah nggak kuat lagi nanggung dosa ini. Demi Allah ana ikhlas dirajam. Kalaupun ana harus pergi ke Saudi insya Allah saya lakukan, Ustaz!"

Dengan berlinangan air mata suami Reni mengakui perbuatan dosanya di depan Ustaz Ram.

***

"Banyak madhorot yang seringnya dianggap sepele oleh kita, bahkan yang sudah ngaji, aktifis dakwah. Pergaulan ikhtilat campur-baur laki perempuan juga sering dianggap biasa dengan alasan mau gimana lagi. Coba bayangkan jika seorang lelaki di tempat kerjanya campur dengan wanita..."

Di sela-sela mencicipi satu persatu menu udang madu saya sempatkan menyoal pergaulan laki dan perempuan yang kini semakin bebas di kalangan anak ngaji.

"Terus kenapa? Ya mau bagaimana lagi?"

Tidak sengaja balasan kawan saya mengulang dalih yang sudah saya utarakan,

“Mau bagaimana lagi coba”.

"Tuh, kan.... Antum belum apa-apa sudah terjebak… Mau bagaimana lagi".

Baca juga: Api Rindu (Episode 7): Penyebab Perceraian Adalah Zina

“Begini Akhi, mustahil wanita bekerja di luar dan bergaul sama banyak orang lalu nggak pake dandan! Ya, kan? Yang laki juga sama begitu! Coba kita bandingkan, saat di tempat kerja dengan banyak ketemu teman sekerja atau sekantornya itu berapa jam? Katakanlah 5 sampai 6 jam berinteraksi disambi ngobrol dan diselingi canda-canda, ketawa bareng, dan mungkin lebih dari itu bagi yang tidak kenal ngaji, wallahu A'lam, dan selama itu pula bisa saling lihat dengan tetap sama-sama rapi, wangi nggak ada bau terasi, plus nggak ada pemandangan daster sobek ditambah wajah ori alias original tanpa dempul dan make up, lalu coba saat berada sama pasangannya di rumah dengan segala tetek-bengek urusan rumah! Pastilah 5 jam di kantor serasa surga, Akhi!”

“Sampai ada perceraian suami istri juga karena istrinya kerja di kantor! Ada teman sekantornya laki-laki yang merusak rumah tangganya dan setelah terjadi konflik sekian waktu akhirnya si lelaki perusak tadi bilang, saya siap menjadi suamimu! Kurang ajar, nggak?”

“Ada juga kasus lain akhirnya sampai naudzu billah keduanya berzina karena seringnya bertemu saat dinas malam di rumah sakit.”

“Kita ini diuji oleh Allah dan semoga bukan dihukum dengan sikap kita yang sering menyepelekan nasihat Allah dalam Al-Qur'an, dan itu sekali lagi hanya karena kita beralasan darurat “mau gimana lagi”! Anehnya kita hampir tak pernah berusaha mengakhiri kondisi darurat kita. Darurat itu dibolehkan bila memenuhi syarat-syaratnya, tapi juga memiliki masa, tidak sepanjang hari dan selama-lamanya dalam kondisi darurat, mengapa? Karena orang ada yang akhirnya menikmati kondisi darurat karena boleh ini boleh itu yang pada asalnya dilarang dalam agama.”

“Kadang kita juga bermudah-mudah dalam urusan safar bepergian Ikhwan akhwat bareng ke suatu tempat dengan alasan daurah, rihlah, rapat dan lain sebagainya, seakan sudah darurat. Padahal kalau nggak pergi juga nggak ada yang terancam nyawa, harta dan lain sebagainya.”

“Antum tahu nggak, salah satu rahasia yang tersimpan dalam semua kisah Adam dan iblis yang Allah sampaikan berkali-kali dan semuanya tentang dendam iblis kepada Adam hingga satu-satunya keinginan iblis adalah membuat Adam dan Hawa telanjang?”

Baca juga: Api Rindu (Episode 6): Mencoba Merefleksikan Ceritanya pada Zaman Nabi

Panjang lebar saya terangkan kepada kawan saya dan sekaligus menyampaikan uneg-uneg saya dalam hati melihat maraknya pergaulan yang semakin jauh dari adab islami lalu saya akhiri dengan pertanyaan terkait hikmah yang bisa diambil dari kisah godaan Iblis kepada Adam.

"Wah, seru nih kayaknya…!"

Sahut kawan saya antusias.

"Bentar, sudah sendok terakhir nih es kopyornya...."

Timpal saya sekenanya.

"Halah... Bilang aja ente mau nambah lagi!"

“Nah itu, maknyus… Hahaha…”