Banyak Channel Youtube Kids yang Mengandung Unsur LGBT! Orang Tua, Hati-hati, ya!
Anak adalah titipan dari Allah. Maka, orang tua harus menjaganya. Sebagai titipan, anak bukan hak milik penuh orang tuanya. Kapan saja Pemilik berhak mengambil titipannya. Kepada para orang tua yang diberikan kepercayaan, diberikan pula tugas untuk membesarkan, mengasuh, menjaga, mendidik, memelihara, dan melindungi anak-anak dari segala macam mara bahaya, dengan memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan melalui Al Qur’an dan Hadits.
Di dalam konsep anak menurut pandangan Islam, anak dapat merupakan amanah, perhiasan dunia, penyejuk jiwa dan penenang hati, tetapi dapat juga menjadi fitnah dan musuh. Salah satu tugas orang tua dalam menjaga amanah itu adalah memberikan pendidikan yang baik. Pendidikan sepenuhnya merupakan tanggung jawab orang tua. Pendidikan anak tidak terlepas dari pendidikan agama. Tujuan dari pendidikan adalah “terbentuknya perilaku, bukan sekadar tahu”.
Namun, seiring perkembangan zaman, orang tua sering alpa dalam mendidik anaknya. Alih-alih "yang penting anak diam", mereka menyuguhkan smartphonelalu membiarkan anak asik sendiri dengan dunianya, dengan segala tontonan yang dapat diakses dari smartphone. Mungkin pemandangan serupa itu menjadi hal yang lumrah kita temukan di zaman sekarang.
Di zaman sekarang, setiap orang tua harus ingat, konten yang dapat diakses dari smartphonebukan hanya yang bermanfaat saja. Tetapi juga ada konten-konten yang kurang baik. Bahkan harus diwaspadai karena dapat memberikan pengaruh buruk bagi anak-anak.
Propaganda LGBT
Dilansir dari Instagram shiftmedia.id, ada beberapa daftar tontonan anak yang mungkin orang tua harus waspadai. Pertama, The loud house, yang berisi cerita tentang pasangan gay. Kedua, Doc McStuffins, yang melibatkan pasangan lesbian. Ketiga, Steven Universe, yang bertema pernikahan LGBT. Keempat, The Owl House, yang mengisahkan karakter non biner. Kelima, Elemental Forces of Nature, yang mengisahkan tentang karakter non biner.
Baca Juga : Kampanye LGBT Menyasar (Lagi) Anak-anak
Itu artinya, LGBT sudah masuk ke dalam bilik anak-anak melalui media sosial. Propaganda mereka menyerang melalui lagu anak-anak, tontonan, hingga pendidikan di sekolah internasional di beberapa negara.
Di Amerika Serikat sendiri, jumlah populasi LGBT terus meningkat setiap tahunnya. Terlebih dengan kondisi Amerika Serikat yang dikenal karena pemikiran masyarakatnya yang open minded, membuat kaum LGBT semakin memunculkan eksistensinya dengan menyuarakan hak-haknya, bahkan sudah sampai tahap dilegalkannya pernikahan sesama jenis. Agenda-agenda para LGBT yang awalnya hanya menyuarakan hak mereka untuk diterima di masyarakat dengan identitas gender dan seksual yang mereka klaim, kini melonjak dengan mulai menyuarakan agar materi LGBT diajarkan di sekolah-sekolah di Amerika Serikat.
Sebagai Muslim, tentu kita wajib memahami dan teredukasi agar dapat memilih tontonan yang baik untuk anak-anak, serta memilih pendidikan terbaik untuk anak, dan seterusnya. Waspadai LGBT. Sebab, aktivitas LGBT telah diingat Allah SWT dalam Al Qur’an.
“Dan (Kami juga telah mengutus Nabi) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kalian mengerjakan perbuatan yang sangat hina itu, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelum kalian?’” – Al-A’raaf: 80.
Ayat tersebut menggambarkan saat Allah melaknat kaum Nabi Luth, ketika kaumnya itu melakukan perbuatan tercela, berbuat zina, dan tidak melaksanakan fitrah sebagai seorang manusia normal yang sempurna. Menyukai lawan jenis menjadi hal yang sekarang lumrah dilakukan.
Yang menjadi target dengan adanya instrumen LGBT adalah pemusnahan peradaban manusia. Caranya melalui lima elemen. Yaitu Agama, Keluarga, Perempuan, Anak, dan Negara.
Mereka menjadi instrumen yang menghancurkan 5 elemen itu dengan cepat dan massif. LGBT dikembangkan dari gaya hidup abnormal, menjadi sebuah gerakan sosial, yang dilindungi oleh undang-undang, dikampanyekan oleh tokoh-tokoh, dibuat legitimasinya dengan ajaran agama yang dibengkokkan, dan menjadi gaya hidup baru para artis, pesohor, hingga orang tua, yang di-framing sebagai pemuka agama.
Perlu Pendidikan Seks
Tarbiyah Jinsiyah (Pendidikan Seks) di dalam Islam merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah. Terlepasnya tarbiyah jinsiyah dari ketiga unsur itu akan menyebabkan ketidak jelasan arah dari tarbiyah jinsiyah itu sendiri. Bahkan mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari tujuan asal manusia melakukan kegiatan seksual, dalam rangka pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan seks tidak boleh menyimpang dari tuntutan syariat Islam.
Baca Juga : LGBTQ Kian Merebak, Sikapi Segera!
Islam telah mengajarkan bahwa pendidikan seksual pada anak dimulai sejak ia kecil, karena mendidik tidak bisa mendadak. Pengawasan dan kontrol adalah bagian dari pendidikan. Pemberian keteladanan, pembentuk kebiasaan, serta pemberian nasihat, perhatian dan pengawasan, dan pemberian hukuman.
Ada beberapa hal yang harus diajarkan kepada anak sejak dini. Pertama, tanamkan rasa malu pada anak. Rasa malu wajib ditanamkan pada anak sejak dini. Dengan hal-hal simple. Misalnya, sejak kecil jangan biarkan anak telanjang di depan umum. Biasakan mereka untuk menutup auratnya sejak dini.
Kedua, mengenalkan kepada mereka tentang batasan-batasan aurat. Allah Taala berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” — QS. Al Ahzab: 59
Ketiga, mendidik anak agar selalu menjaga pandangan. Allah Taala berfirman,
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” — QS. An-Nur: 30
Keempat, mengenalkan mahramnya. Mahram adalah orang yang tidak boleh dinikahi. mereka adalah orang-orang yang diperbolehkan berinteraksi dengannya tanpa harus menutup aurat. Dengan memahami kedudukan mahram, diupayakan agar anak mampu menjaga pergaulan sehari-hari dengan orang yang bukan mahramnya. Inilah salah satu bagian terpenting dikenalkannya kedudukan orang-orang yang haram dinikahi dalam pendidikan seks anak. Siapa saja yang termasuk mahram tersebut sudah Allah swt terangkan dalam Al Qur’an surat An-Nisa: 22-23.
Kelima, mendidik anak agar tidak melakukan ikhtilat. Ikhtilât adalah bercampur-baurnya laki-laki dan perempuan bukan mahram tanpa adanya keperluan yang dibolehkan oleh syariat Islam. Anak harus dididik untuk memahami batasan-batasan pergaulan mereka dengan lawan jenis.
Keenam, mendidik anak agar tidak berkhalwat.
“Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” – HR. Ahmad 1/18, Shahih Ibnu Hibban 1/436
Ketujuh, perlakukan anak sesuai dengan fitrahnya. Perlakukan anak-anak sesuai dengan jenis kelaminnya. Misalnya, memberikan pakaian dan mainan yang sesuai dengan jenis kelamin anak. Mengikutsertakan anak perempuan untuk membantu pekerjaan ibunya dan anak laki-laki diajak membantu pekerjaan ayahnya. Sehingga, dengan demikian mereka terbiasa untuk berperilaku sesuai dengan fitrahnya.
“Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan (melaknat) wanita yang menyerupai lelaki.” — HR. Al-Bukhari no. 5885
Wallahu a’lam.