Berkoordinasi dengan BKSAP DPR RI, YPIU Berkomitmen Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza

Aksi genosida yang dilakukan penjajah Israel yang berlangsung hampir 15 bulan telah menewaskan lebih dari 47.000 jiwa yang mayoritas terdiri dari masyarakat sipil dan anak-anak Palestina. Juga membuat 1,8 juta warga Gaza menjadi pengungsi karena lebih dari 88% bangunan infrastruktur di Gaza telah hancur. Mayoritas yang hancur itu adalah tempat tinggal, rumah sakit, sarana publik, dan pabrik makanan. Setidaknya butuh waktu 2-3 tahun untuk bisa kembali membangun Gaza.

Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, dari 35 rumah sakit di Gaza hanya tersisa 5-6 rumah sakit yang masih berfungsi. Itu pun dengan kondisi keterbatasan sarana dan prasarana 
medis serta tak bisa merawat pasien dengan layak.

Ditambah keterpurukan sumber bahan pangan dan air bersih untuk warga Gaza, hanya bisa didapatkan dari bantuan internasional di tenda-tenda pengungsian. Hal ini diperparah dengan 
kondisi banyaknya sumur air dan akses produksi makanan 
di Gaza yang telah hancur selama invasi Israel.

Hal itu mengemuka dalam pertemuan FGD (Focus Group Discussion) yang diselenggarakan pada Sabtu (8/2/2025) oleh BKSAP DPR RI beserta puluhan NGO (Non Governmental Organization) Lembaga Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina di Gedung DPR/MPR/DPD RI, Senayan, Jakarta. Yayasan Persahabatan Islam Utsmani (YPIU) yang ikut hadir dalam acara tersebut diwakili oleh M. Fiqruddin (Direktur YPIU) dan Erlangga Gresschinov (Komandan Julid Fi Sabilillah yang juga notebene Anggota Kehormatan YPIU).

Baca Juga :

AFKN Gelar Apel Dukung Kemerdekaan Palestina
Pengibaran bendera Palestina berukuran 4×7 meter dilakukan oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang merupakan para santri Ponpes Nuu Waar. Pengibaran bendera diiringi dengan lagu kebangsaan Palestina.

Dari hasil FGD Palestina bersama BKSAP DPR RI, YPIU telah mendapatkan mandat untuk fokus pada tiga bidang utama dalam membantu Palestina. Ketiga bidang itu meliputi bidang pangan, kesehatan, dan komunikasi media.

YPIU sendiri telah memberikan bantuan pangan selama lebih dari satu tahun (Oktober 2023 - Januari 2025). Bantuan yang YPIU salurkan berupa program bertahap Dapur Darurat dan Air Bersih yang kini tengah dalam persiapan memasuki tahap 9 dan 10. Tercatat, mereka sudah membantu 12.578 warga Gaza. Hal itu dituturkan Direktur YPIU, M. Fiqruddin.

“Kami akan terus konsisten menyalurkan bantuan kemanusiaan di bidang pangan sampai kemandirian pangan warga Gaza tercapai. Bahkan saat ini melalui salah satu mitra kami di Gaza, kami juga akan ikut membantu merenovasi Rumah Sakit Abu Yusuf An Najar yang berada di Rafah, Gaza Selatan,  mengingat rumah sakit tersebut memiliki peran penting dan telah merawat ratusan ribu pasien Gaza di perbatasan Palestina-Mesir, sebelum akhirnya turut dihancurkan oleh pasukan penjajah,” katanya.

Erlangga Gresschinov menambahkan, perjuangan membela Palestina tidak boleh berhenti hanya karena genjatan senjata. Erlangga Gresschinov adalah anggota kehormatan YPIU yang selama 15 bulan dilancarkannya agresi Israel ke Gaza juga turut menyerukan dan mengajak netizen Indonesia melakukan perlawanan gerakan sosial media menyerang akun-akun pejabat, tentara Israel, dan influencer pro Israel melalui aksi Julid Fi Sabilillah.

Isu Palestina tidak boleh berhenti hanya karena genjatan senjata sementara.  Tugas kita justru harus lebih intensif, karena membangun kembali Gaza Palestina lebih membutuhkan dukungan  yang lebih besar dan luas dari seluruh masyarakat Indonesia.  Melalui bidang komunikasi dan media, kita harus memberikan pencerdasaan ekstra agar isu mendukung kemerdekaan Palestina tidak ikut berhenti, dan masyarakat kita tidak terlena oleh tipu daya genjatan senjata sementara  yang pada bulan Ramadhan nanti akan berakhir,” pesannya.

Ia menambahkan, bagi masyarakat Indonesia yang ingin berpartisipasi memberikan bantuan kemanusiaan untuk Palestina melalui YPIU (Yayasan Persahabatan Islam Utsmani) bisa mengunjungi website www.ypiu.org.