Biadab! Penjajah Israel Anggap Pembantaian Warga Gaza Seperti Main Game

Seorang seniman dari bangsa penjajah Israel, Ella Cohen, membagikan pengalamannya mendengar percakapan dua tentara penjajah Israel di sebuah stasiun kereta kota Binyamina. Bukti kesaksian mengejutkan Cohen itu kembali mengguncang opini publik. Sebab, Cohen berkisah, dua tentara penjajah Israel itu membicarakan hal terkait aksi pembantaian brutal terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Melalui unggahannya di Facebook, Cohen menyebut, dua tentara yang tengah menunggu kereta itu saling berbincang tentang pengalaman mereka di Gaza. Salah satu dari mereka dengan nada enteng mengatakan, "Itu (pembantaian) seperti sedang bermain video game. Kami meletakkan beberapa makanan di jalan. Ketika warga (Palestina) mendekat, kami menembakinya. Beberapa tubuh beterbangan di udara".

Kesaksian Cohen tersebut menunjukkan taktik penipuan dan pembunuhan terencana terhadap warga sipil Palestina yang sedang mencari makanan di tengah kondisi kelaparan dan krisis kemanusiaan di Gaza. Pemakaian istilah penyerangan sebagai “game” menggambarkan sifat bejat mereka. Betapa nyawa manusia mereka anggap remeh.

Ella Cohen mengaku tidak sanggup mendengar lebih banyak, dan memilih memakai headset untuk menghindari percakapan kedua tentara itu. “Saya memasang headset karena tidak bisa mendengar lebih banyak,” tulisnya — menggambarkan betapa perbincangan itu begitu traumatis buat dia, sehingga ia merasa perlu mengasingkan diri secara psikologis.

Respon Dunia Internasional

Pernyataan tersebut memicu kecaman keras dari berbagai kalangan, termasuk organisasi hak asasi manusia, terhadap tentara penjajah Israel. Berbagai kalangan pun menyerukan investigasi internasional terhadap tindakan yang bisa dikategorikan sebagai kejahatan perang itu.

Ditekan Penjajah, Qatar Balik Melawan
Qatar menolak tegas semua pernyataan provokasi penjajah Israel. Hal itu ditegaskan melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Majed Al-Ansari. Ia juga menyampaikan, penjajah Israel berusaha membenarkan perbuatan keji mereka terhadap warga sipil.

Menanggapi berbagai laporan terkait krisis kemanusiaan di Gaza, Gerakan Hamas menyatakan penolakan mereka terhadap upaya menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai alat politik. Hamas menekankan bahwa mekanisme distribusi bantuan yang diusulkan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional dan Konvensi Jenewa.

Di dalam pernyataan resminya, Hamas menyerukan agar pendistribusian bantuan dilakukan di bawah pengawasan PBB, tanpa intervensi politik atau militer, serta mendesak pembukaan akses kemanusiaan sepenuhnya ke Gaza.

 

(Sumber: Al Horia News)