Clothes for Charity: Menjadikan Baju Bekas Bernilai Bagi Pendidikan Dhuafa
Pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk berkembanganya sebuah negara, dengan pendidikan kita bisa memperbaiki kualitas bangsa. Dengan pendidikan pula nasib seseorang maupun suatu bangsa bisa berubah menjadi lebih baik.
Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), pada tahun ajaran 2020/2021 ada sekitar 83,7 ribu anak putus sekolah di seluruh Indonesia. Permasalahan angka putus sekolah ini tidak terlepas dari berbagai faktor, namun yang paling dominan adalah faktor kemiskinan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data, berdasarkan Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 2021, ada 76% keluarga mengakui anaknya putus sekolah karena alasan ekonomi. Sebagian besar (67,0%) di antaranya tidak mampu membayar biaya sekolah, sementara sisanya (8,7%) harus mencari nafkah.
Clothes For Charity adalah sebuah program fundraising social enterprise di bidang sustainable fashion (budaya fashion ramah lingkungan). Kegiatan ini dikelola oleh Yayasan Gemilang Indonesia, sebuah Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan untuk anak-anak marjinal, yatim, dan dhuafa.
Berawal dari kebutuhan menyewa gedung pada tahun 2016 senilai 47 juta rupiah, untuk tempat belajar anak-anak dhuafa dan marginal di Jakarta, tepatnya di Jatipadang Pasar Minggu. Dibukalah program donasi dengan nama Clothes for Charity.
“Program pengumpulan donasi baju bekas dari pada donatur lalu kami sortir dan kami jual dengan harga yang sangat terjangkau. Hasil penjualan tersebut diperuntukan bagi operasional pendidikan anak-anak marginal, yatim, dan dhuafa binaan Yayasan Gemilang Indonesia," kata Fira, yang sekarang diamanahkan untuk mengelola program ini.
“Enam bulan pertama ketika program ini dibuka, terlihat antusiasme warga Indonesia sangat tinggi untuk berpartisipasi dalam program ini. Setiap hari ada kurang lebih sepuluh paket donasi dikirim ke kantor Gemilang Indonesia,” terang Mutaddibah Founder Clothes for Charity.
Hasil dari penjualan baju disalurkan dalam bentuk program pendidikan gratis seperti Paud, Quranic School (setingkat SD), Bimbel, Rumah Quran dll. Lebih dari 300 an anak telah mendapatkan manfaat dari program ini.
Di sisi lain, selain disalurkan untuk program pendidikan gratis, Clothes for Charity juga sedang mengembangkan pengelolaan pakain yang sudah tidak layak menjadi barang yang bermanfaat melalui program Muslimah Preneur. Program pelatihan yang diperuntukan bagi ibu-ibu rumah tangga membuat kerajinan, seperti keset, tote bag, gamis, dompet, dan lain-lain. Barang daur ulang ini kemudian dijual kembali, keuntungannya diperuntukkan bagi ibu-ibu yang ikut program tersebut.
“Untuk saat ini program Clothes for Charity ada di dua kota; Jakarta dan Yogyakarta dan akan dikembangkan untuk daerah lainnya.” tutup Fira