Dalam Naungan Do’a
Setiap perbuatan manusia sejatinya berada dalam kekuasaan Allah. Dari mulai makan, minum, berjalan, tidur dan lain sebagainya tidak lepas dari pengetahuan Allah. Maka, sudah seharusnya manusia senantiasa mengingat-Nya.
Selain dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan, maupun meninggalkan segala yang dilarang, salah satu cara mengingat Allah adalah dengan berdo’a.
Do’a tidak sekedar dipandang sebagai untaian rapalan yang minim makna, akan tetapi sebagai cara agar berkah Allah turun dalam aktifitas kita. Pemahaman ini akan memudahkan manusia dalam proses menjalani kehidupannya serta meraih keberkahan amal.
Keberkahan itulah kelak yang akan mendatangkan ridho Allah swt, sebagaiamana yang senatiasa nabi ajarkan kepada ummatnya.
Baca Juga : Syukur Setiap Saat
Contoh penerapannya adalah ketika makan dimulai dengan do’a, “Allahumma baariklanaa fii maa rozaqtanaa, wa qinaa ‘adzaabannaar”, artinya “ya Allah berkahilah milik kami atas apa yang telah Engkau berikan (rezeki), dan jauhkanlah kami dari adzab neraka”.
Contoh lain adalah ketika berjalan ke masjid, diawal kita beranjak dari rumah disunnahkan membaca, “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah” (Dengan Nama Allah, aku bertawakkal kepada-Mu) lalu berikutnya membaca doa berikut,
“Allahummaj’al fii qalbii nuura wa fii lisaanii nuuraa waj’al fii sam’ii nuuraa waj’al fii basharii nuuraa waj’al min khalfii nuuraa wamin amaamii nuuraa waj’al min fauqii nuuraa wa min tahtii nuuraa. Allahumma a’thinii nuuraa”
“Ya allah jadikanlah hatiku bercahaya, lisanku bercahaya, pendengaranku bercahaya, penglihatanku bercahaya. Jadikanlah Ya Allah belakangku bercahaya, depanku bercahaya, atasku bercahaya dan bawahku bercahaya. Ya Allah, berikanlah cahaya untukku.” (HR Bukhari Muslim).
Intinya setiap perbuatan kiranya senantiasa diringi dengan do’a. Aktifitas mengingat Allah dengan berdo’a dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun, termasuk dalam menghadapi musuh atau penguasa sekali pun.