Di Balik Konser Coldplay
War tiket Coldplay tengah menjadi sorotan. Ribuan masyarakat Indonesia tengah berburu tiket konser Coldplay yang akan digelar, Rabu, 15 November 2023. Bahkan, kategori Ultimate seharga Rp. 11 juta sudah ludes dipesan dalam waktu 6 menit! Ada apa ini?
Ada yang menyebut ini fenomena FOMO (Fear of missing out). Fomo artinya demam dalam kecemasan atau perilaku seseorang karena takut ketinggalan momen hal-hal sedang ramai jadi perbincangan. Gangguan mental ini bisa memberikan rasa cemas berketerusan. Ini yang membuat para penggemar Coldplay berbondong-bondong memburu tiket konser. Ini fenomena mengkhawatirkan yang bisa menggangu mental generasi muda.
Di sisi lain, kehadiran grup band Coldplay dikhawatirkan akan menjadi ajang promo LGBT. Kabar ini bergulir setelah Chris Martin selaku pentolan grup asal Inggris tersebut membawa bendera yang menjadi simbol LGBT. Dengan alasan ini wajar kalau kehadiran grup band ini ditolak oleh banyak kalangan.
"Saya mengimbau panitia dan promotor segera membatalkan niat mendatangkan Coldplay. Kalau masih nekat, kita akan gelar aksi besar memblokir lokasi atau kepung bandara," ujar Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin pada Sabtu (13/5/2023).
Selain kecemasan tentang fomo dan LGBT, ini masalah nurani. Bayangkan, ada yang berani mengeluarkan uang Rp. 11 juta demi melampiaskan keinginannya dalam sekejap. Fenomena ini muncul di saat ekonomi Indonesia belum sepenuhnya pulih usai Pandemi.
Bagi para pemuda Muslim, kita tetap harus berpikir panjang, tak hanya memburu kenikmatan dunia yang semu dan sementara. Di akhirat nanti, bukankah seseorang itu akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang dicintainya. Dikisahkan dalam Shahih al-Bukhari, seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat. Rasulullah balik bertanya, ’Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?’
Laki-laki itu menjawab, ‘Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allah dan Rasul-Nya.’ Maka, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”
Ya, kita akan dikumpulkan bersama dengan idola kita. Kalau hari ini idola kita adalah para pemain band dan pemusik Coldplay, di akhirat nanti akan dikumpulkan dengan mereka. Na’udzu billah min dzaalik.
Memburu War Tiket Paradise Versi Shahabat Nabi
Jika sekarang ramai penggemar Coldplay “War Tiket” (rebutan tiket) supaya bisa nonton konser dengan membayar jutaan rupiah, ini mengingatkan kita kepada generasi para shahabat Nabi dulu. Cuma ada perbedaannya.
Dulu para shahabat Rasulullah ﷺ “War Infaq” supaya bisa mendapatkan pahala terbaik di sisi Allah. Jadi kalau orang-orang sekarang berebutan untuk mendapat tiket Coldplay supaya bisa nyanyi “Paradise”, maka para shahabat Nabi dulu benar-benar berjuang supaya bisa masuk Paradise (surga).
Sejenak kita cek ‘war infaq’ para shahabat Nabi saat membiayai Perang Tabuk. Kita ambil data yang sudah dirangkum oleh Syaikh Shafiyur Rahman al-Mubarakfuri dalam kitabnya ar-Rahiqul Makhtum. Utsman bin Affan memberikan infaq terbanyak sejumlah 900 ekor unta dan 100 ekor kuda sehingga genaplah 1K hewan tunggangan beserta perbekalannya!
Abdurahman bin Auf menyerahkan 200 uqiyah perak. Umar bin Khaththab memberikan separuh hartanya. Sedangkan Abu Bakar Ash-Shiddiq menyerahkan seluruh hartanya. Dia pun orang pertama yang menyerahkan hartanya kepada Rasulullah.
Kemudian disusul para shahabat lainnya, seperti Abbas bin Abdul Muththalib, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Ubadah, Muhammad bin Maslamah. Ashim bin Adi menyerahkan 70 wasaq kurma. Para wanita tak mau ketinggalan. Mereka menyerahkan berbagai macam perhiasan yang dimiliki.
Dua pemandangan kontras. Yang satu "war infaq" untuk mendapatkan Paradise (surga) yang sebenarnya. Sementara kini ada "war tiket" untuk memburu lagu Paradise, surga semu yang hanya akan mendatangkan kelalaian demi kelalaian.