Di Depan Kedubes Amerika Serikat, Aksi Perempuan Bela Palestina Tuntut Hentikan Segala Bentuk Dukungan kepada Zionis Israel Penjajah
Kini giliran kaum perempuan menyuarakan keprihatinan atas agresi militer zionis Israel yang menyasar korban warga sipil di wilayah Gaza Palestina. Lebih dari 200 kaum hawa di bawah kendali Divisi Kemuslimatan Aqsa Working Group, Maemuna Center (Mae-C), melakukan demonstrasi bertajuk “Aksi Perempuan Bela Palestina”, Senin, 20 November 2023, ini.
Aksi di depan Kantor Kedubes Amerika Serikat, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, itu mengecam penjajahan Zionis Israel dan menunjukkan solidaritas terhadap Palestina, khususnya kaum perempuan dan anak-anak. Hadir di aksi tersebut elemen masyarakat dari berbagai daerah. Di antaranya dari Jabodetabek, Tasikmalaya, Sukabumi, Cimahi, Ciamis, dan Bandung.
Berdasarkan informasi dari media Pemerintah Palestina, per 18 November 2023, sejak agresi Zionis Israel 7 Oktober 2023, jumlah korban yang jatuh adalah 12.300 jiwa meninggal dunia, di antaranya 5.000 anak-anak dan 3.300 perempuan, sedangkan korban luka-luka mencapai 30.000 orang. Mirisnya, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut, 60 persen dari korban itu adalah perempuan. Dan biang keroknya adalah karena sekutu zionis Israel, Amerika Serikat, ikut campur tangan membombardir Gaza Palestina.
Baca Juga : Masyarakat Indonesia Suarakan Solidaritas untuk Palestina
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya blokade Gaza yang sudah berlangsung selama 16 tahun. Sehingga, mereka kesulitan pangan, air bersih, pakaian, obat-obatan, listrik, dan kebutuhan hidup lainnya. “Karena keprihatan sesama muslimat melihat situasi di Palestina yang kian mencekam, tidak pantas jika kita memilih diam saja,” seru massa aksi.
Orasi disampaikan dari berbagai organisasi perempuan. Ketua Mae-C, Ir. Onny Firyanti Hamidy, mengatakan dalam orasi, aksi yang mereka gelar membawa sejumlah tuntutan. “Pertama, menuntut penjajah Zionis untuk segera menghentikan serangan militer ke wilayah Gaza yang menewaskan belasan ribu orang dan ribuan lainnya luka-luka. Sementara 60% dari korban tewas dan terluka itu adalah perempuan dan anak-anak,” katanya.
Kedua, lanjut Onny, pihaknya juga mendesak Amerika Serikat dan negara-negara pendukung Zionis Israel agar menghentikan segala bentuk dukungan kepada penjajah Zionis. Ketiga, pihaknya menuntut dibukanya blokade Gaza dan mendesak Mesir untuk membuka akses masuk kemanusiaan internasional ke dalam wilayah Gaza.
“Dan yang terakhir, kita menggalang dukungan dan pembelaan Indonesia terhadap Palestina dengan memaksimalkan segala yang kita yang dimiliki,” sambung Onny.
Aksi Perempuan Bela Palestina ini merupakan kolaborasi antara Mae-C dan Koordinator Muslimat Pusat (KMP) Aqsa Working Group sebagai organisasi perempuan yang perhatian terhadap masalah perempuan dan anak-anak di Palestina. Kegiatan kemanusiaan ini menjadi wujud keberpihakan umat muslim, khususnya muslimah.
Baca Juga : KH Amirsyah Tambunan di Aksi Bela Palestina: Momen Ini Harus Jadi Silaturahmi yang Mempersatukan
Sementara itu, Ketua KMP, Ustadzah Maghfiroh, menjelaskan, mendukung Palestina dan Masjid Al-Aqsa adalah perintah agama. Sehingga, sebagai umat Islam tidak perlu memperdebatkan apalagi membantah ketentuan ini.
"Perlu dipertanyakan keimanan kita jika kita tidak pernah sedikit pun dalam hati kita merasa bahwa muslim Palestina adalah saudara kita padahal sesama muslim adalah saudara," jelas Maghfiroh.
Penjajahan Zionis Israel di Palestina menjadi masalah kemanusiaan. Data korban perempuan dan anak-anak di atas bukan sekadar angka. Sebab, mereka adalah ibu dan anak dari saudara-saudara kita di Palestina. Sudah seharusnya kita merasa sakit melihat krisis kemanusiaan yang kini melanda bangsa Palestina.
Aksi Perempuan Bela Palestina ini untuk menegaskan posisi muslimah Indonesia berada di pihak yang benar, mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al-Aqsa dari cengkeraman Zionis Israel.