Di KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab, Indonesia Serukan Langkah Nyata untuk Palestina
Wakil Menteri Luar Negeri, Muhammad Anis Matta, menghadiri Pertemuan Persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab di Riyadh, Senin (11/11/2024). Pertemuan itu menjadi panggung penting bagi negara-negara Muslim untuk bersatu dalam merespon tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan Palestina. Di kesempatan itu, Anis Matta dalam pidatonya menyoroti keharusan bagi umat Muslim di seluruh dunia untuk tidak hanya menjadi saksi diam terhadap pembantaian yang dialami oleh rakyat Palestina.
KTT luar biasa ini, menurut Anis Matta, adalah langkah kolektif kedua organisasi besar dunia Muslim — OKI dan Liga Arab — yang mewakili lebih dari dua miliar Muslim. Mereka berkomitmen untuk memerjuangkan kemerdekaan Palestina dengan seluruh sumber daya yang dimiliki.
“Israel di bawah kepemimpinan Netanyahu dan sekutunya dari kelompok ekstrem kanan hanya memahami bahasa kekuatan, penindasan, dan kekejaman,” tegas Anis Matta.
Situasi ini, katanya, telah membuat berbagai keputusan PBB, Dewan Keamanan, dan Mahkamah Internasional, seperti sekadar “tinta di atas kertas”. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan nyata, bukan hanya sekadar pernyataan. Di dalam konteks ini, Anis Matta menyampaikan lima langkah penting yang diusulkan Indonesia dalam KTT untuk membela Palestina, yaitu:
1. Meningkatkan Upaya Politik dan Diplomatik
Indonesia mengajak seluruh negara OKI dan Liga Arab untuk aktif dalam upaya diplomasi guna menghentikan perang di Gaza dan Lebanon, serta mencegah eskalasi yang bisa menciptakan perang regional yang tak terkendali.
2. Mobilisasi Dukungan Arab dan Muslim
Mengimbau masyarakat Arab dan Muslim di seluruh dunia untuk turut mendukung perjuangan rakyat Palestina dan mengirim bantuan kemanusiaan melalui jalur resmi yang tersedia.
3. Penggalangan Dukungan Global untuk Kemerdekaan Palestina
Indonesia menekankan pentingnya memerluas dukungan dari negara-negara Selatan Global dan menyampaikan setiap bentuk perlawanan dari faksi pejuang Palestina sebagai hak yang sah bagi bangsa tertindas. Indonesia juga mengusulkan untuk mendesak lembaga internasional agar mencabut keanggotaan Israel dari PBB sebagai bentuk isolasi.
4. Pemutusan Hubungan Ekonomi dengan Israel
Melanjutkan pemutusan hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi Israel, serta perusahaan-perusahaan yang terkait dengan Zionisme global, dan menghentikan semua proyek Israel yang sedang berjalan di negara-negara anggota. Sebagai gentingnya, memerbesar volume pertukaran perdagangan antar negara-negara anggota kedua organisasi Arab dan Islam, terutama dalam produk-produk yang diproduksi di negara-negara Arab dan Islam.
5. Penolakan Normalisasi Hubungan dengan Israel
Menyerukan untuk meninjau kembali hubungan diplomatik dengan Israel sesuai dengan Arab Peace Initiative.
Indonesia, yang juga pernah mengalami penindasan, kolonialisme, rasisme, bahkan genosida, merasa senasib dengan penderitaan rakyat Palestina. Di dalam pidatonya, Anis Matta menyatakan solidaritas mendalam bagi rakyat Palestina dengan seruan, “Kita semua Palestina! Kita semua Palestina!”
Sebagai penutup, Anis Matta berdoa agar syuhada Palestina dimuliakan oleh Allah dan Palestina segera merdeka dengan Al Quds sebagai ibukotanya. “Semoga Allah memberi kita kesempatan beribadah di Masjid Al Aqsa dalam waktu dekat, Insya Allah,” pungkasnya.