Di Masjid Agung Sunda Kelapa, Salim A. Fillah Beri Tips Pernikahan Langgeng
Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA) menghelat kajian bertajuk “Ketika Aku dan Kamu Menjadi Kita” di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (10/11/2024). Kajian yang menyasar kalangan muda itu menghadirkan Ustadz Salim A. Filah sebagai pemateri. Yang menarik, kendati Jakarta khususnya di kawasan Menteng dan sekitar diguyur hujan, peserta yang hadir di acara itu terbilang banyak, bahkan membludak hingga ke luar ruangan dan memadati teras masjid.
Suasana Menteng yang masih dibasahi rintik hujan ketika acara berlangsung membuat kesyahduan kajian tersebut. Apalagi, suasana kajian terasa ringan dan sesekali diselingi tawa membahana di setiap sudut Masjid Agung Sunda Kelapa. Suasana pun semakin semarak ketika Ustadz Salim membagikan tips agar pernikahan dapat langgeng.
Ustadz Salim yang juga dikenal sebagai pegiat sejarah itu membuka kajian dengan mengutip surat Ar-Rum ayat 21. “Ayat yang masyhur di seantero dunia, karena hampir semua surat undangan memuat ayat ini,” canda Salim.
Salim menyebut, di dalam ayat ini, Allah Swt menyandingkan penciptaan pasangan dengan penciptaan langit dan bumi sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Salim lantas mengibaratkan seorang perempuan dengan tulang rusuk sebelah kiri. Jika seorang suami bersikap terlalu keras, maka tulang tersebut akan patah. Namun sebaliknya, jika sang suami tidak membimbingnya dengan baik, maka sama saja membiarkan tulang tersebut tetap bengkok.
Salim mengatakan, kisah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan Aisyah sebagai suri teladan bagi setiap pasangan suami-istri. Satu sama lain memosisikan diri ibarat pakaian, mampu saling menutupi aib dan menjaga kehormatan masing-masing. Sehingga, sifat pencemburu Aisyah - Radhiyallahu ‘Anha - mampu disikapi dengan bijak oleh Rasulullah.
Penulis buku “Nikmatnya Pacaran Setelah Menikah” itu pun menambahkan, hubungan antara suami dan istri itu ibarat orang yang sedang becermin. Jika seseorang sedang berdiri di hadapan cermin kemudian menemukan kejanggalan, maka tidak mungkin sumber kepelikan itu ada pada bayangan di dalam cermin. Pasti ada pada diri si orang yang becermin itu sendiri.
Kajian yang dilaksanakan selama 90 menit itu dihadiri oleh mayoritas para jomblowan dan jomblowati. Tak pelak, pada menit-menit terakhir sebelum mengakhiri pemaparannya di hari itu, Ustadz Salim menyisipkan wejangan untuk mereka. “Jika kalian ingin memilih pasangan, maka lihatlah hubungannya kepada Allah, orang tua, teman dekat, dan anak kecil,” ujarnya.