Di Masjid Darussalam Kota Wisata, Aa’ Gym Ungkap Tiga Bagian Hati
Hati manusia sesungguhnya dibagi tiga. Hal itu diungkap oleh Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Bandung, KH Abdullah Gymnastiar, saat hadir sebagai penceramah dalam acara tablig akbar bertajuk “Kajian Umum Ikhwan dan Akhwat” di Masjid Darussalam Kota Wisata, Ciangsana, Kabupaten Bogor, Rabu (7/8/2024) pagi. Kajian bertema “Hati-hati dengan Hatimu” itu berlangsung sejak pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, dihadiri lebih dari seribu jamaah. Sebagian besar adalah ibu-ibu.
“Satu, qolbun mayyit. Apa itu? Orang yang hatinya sudah mati. Jasadnya manusia tetapi perilakunya lebih buruk dari binatang. Dua, qolbun marid. Orang yang hatinya sakit. Badan yang sakit pasti tidak enak. Benar. Tetapi ada yang lebih tidak enak, yaitu hati yang sakit. Kalau orang hatinya berpenyakit, dia tidak nyaman dengan dirinya. Akibatnya, raut mukanya juga tidak nyaman dilihat walaupun sering ke salon, tutur katanya tidak enak didengar, kalau nulis tulisannya tidak nyaman dibaca, perilakunya juga tidak nyaman disaksikan. Tiga, qolbun salim. Inilah orang yang bahagia, tenang, jernih adem, bijaksana. Ia menjalani apa pun yang terjadi di dunia ini seperti sedang berselancar di atas ombak. Dipuji tenang, di caci tenang. Punya uang atau tidak punya uang, untung atau bangkrut, tetap anteng saja. Mengapa? Karena semua kejadian selalu menjadi kebaikan buat dia,” urai Aa’ Gym.
Aa’ Gym lantas menguraikan ciri-ciri orang yang kurang iman. “Pertama, selalu cemas dengan hal yang belum terjadi. Kejadiannya belum tetapi menderitanya sudah. Galau Namanya. GTA. Galau Tiada Akhir. Bukan tidak boleh ingat akan masa depan, tetapi yang tidak boleh itu adalah diperbudak oleh kecemasan akan sesuatu yang belum terjadi. (Misalnya) pensiun masih tiga tahun lagi tetapi menderitanya dari sekarang. Cemasnya dari sekarang. Padahal, siapa tahu bulan depan meninggal dunia,” kata Aa’ Gym.
Ciri kedua orang yang imannya masih kurang menurut Aa’ Gym adalah kalau ingat masa lalu ia sedih, kecewa, sakit hati, karena terbelenggu oleh masa lalu atau dalam Bahasa anak zaman sekarang disebut “gagal move on”.
“Ada orang yang terus saja terkunci oleh masa lalu. Tidak bisa lepas. (Misalnya), Saya benci dengan dia, kenapa dia waktu kami SMA pernah menghina saya. Padahal masa SMA sudah selesai. ‘Orang itu tuh, Aa’, pernah beli rumah saya, dulu nawarnya luar biasa!’ ‘Kapan?’ ‘Waktu saya mau nikah, dulu!’ Nah itu. Berapa banyak orang yang hidupnya teraniaya oleh dirnya sendiri karena salah menyikapi masa lalunya,” tutur Aa’ Gym.
Aa’ Gym lantas menjelaskan di mana sesungguhnya bahagia itu berada. Ia mengutip hadits:
Artinya: “Di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung)” – HR. Bukhari dan Muslim
Aa’ Gym menyebut, ternyata yang akan berjumpa dengan Allah Swt bukan hanya orang yang amalnya hebat saja, tetapi ia juga memiliki hati yang bersih. Aa’ Gym pun membacakan:
“Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”.
“Nah, orang yang imannya kuat, yang amalnya bagus, cirinya adalah qolbun salim. Penampakannya adalah akhlakul karimah. Namanya disebut ahli taqwa di dunia ini,” ucapnya.
Hati yang kita bahas. Nama penyakit hati adalah “TENGIL”. Apa itu?
“T-nya (adalah) takabur. E-nya egois. N-nya norak. G-nya galak. I-nya iri. L-nya licik. Siapa yang paling tengil di antara kita? Nah, inilah kesempatan mengevaluasi diri, ya. Ini rumusnya, ya. Katakanlah di sini ada batu besar, di situ ada makanan enak kesukaan kita, di sana ada ular berbisa. Informasi mana yang paling penting? Tentang makanan, tentang ular, atau tentang batu? Yang mana yang penting, yang kita sukai atau yang berbahaya? Yang membahayakan kita siapa? Dosa orang lain, dosa tetangga, atau dosa diri sendiri? Mau ngapain menyelidiki tetangga? Mau ngapain mikirin dosa teman kantor?” katanya.
Padahal, tentang Takabur itu dalilnya sahih. Aa’ Gym mengutip hadits:
“Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan walau pun sebesar dzarah (biji sawi) di dalam hatinya.”
“Bayangkan. Kecilnya saja sudah membuat kita celaka. Takabbur itu sifat yang datang dari iblis. Pada waktu Allah menciptakan Nabi Adam, iblis disuruh sujud أَبَىٰ وَاسْتَكْبَرَ tetapi iblis enggan dan berlaku sombong. اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُۚ ‘Aku lebih baik darinya, karena aku diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah’. Apa ciri orang yang tidak sombong? Selalu mencari ilmu, selalu senang mendapatkan nasihat, selalu senang mendapatkan saran bahkan kritik. Itu ciri orang yang tidak sombong,” jelas Aa’ Gym.