Di Tengah Perang Sengit, Ribuan Warga Sudan Terjangkit Kolera
Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders (MSF), pada Kamis (14/8/2025), mengumumkan, sebanyak 40 orang meninggal dunia akibat wabah kolera di Sudan hanya dalam kurun waktu sepekan. Wabah itu merupakan tragedi yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut diperparah pula akibat konflik bersenjata yang masih berlangsung antara Tentara Nasional Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di negara tersebut.
Di dalam pernyataan yang disadur dari Al-Jazeera, MSF mengungkapkan, tim medis mereka telah merawat lebih dari 2.300 pasien kolera di wilayah Darfur saja. Penanganan dilakukan di pusat-pusat kesehatan yang dikelola oleh Kementerian Kesehatan setempat.
“Warga menghadapi wabah ini sebagai krisis baru di tengah penderitaan panjang akibat perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun,” tulis MSF.
Krisis Air Bersih dan Sanitasi
Kekurangan air bersih menjadi tantangan terbesar dalam menekan merebaknya penyebaran kolera. Di Darfur, akses terhadap air kian terbatas sehingga membuat akses fasilitas kebersihan dasar, semisal mencuci makanan dan peralatan makan, hampir mustahil dilakukan.
Kondisi terparah terjadi di Kota Tawila, Darfur Utara, yang kini menampung sekitar 380.000 pengungsi akibat pertempuran di sekitar Kota El-Fasher. Demikian laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hingga akhir Juli 2025 — hanya sebulan setelah penanganan awal — MSF telah menangani ratusan kasus kolera. Saat ini, rata-rata pasokan air bersih untuk setiap orang di wilayah tersebut hanya sekitar 3 liter per hari. Angka ini jauh di bawah standar minimum darurat yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 7,5 liter – untuk kebutuhan minum, memasak, dan kebersihan.
Air Tercemar Akibat Perang Berkepanjangan
Koordinator proyek MSF, Sylvain Benico, menyebutkan, banyak keluarga di kamp pengungsian terpaksa meminum air yang terkontaminasi. Ia mengungkapkan, dua pekan lalu ditemukan jenazah di sebuah sumur di salah satu kamp. Dan hanya dua hari setelah dievakuasi, warga kembali menggunakan air dari sumur tersebut.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Sudan secara resmi mengumumkan adanya wabah kolera di negara tersebut. Sejak tahun 2024 hingga 11 Agustus tahun ini, tercatat sebanyak 99.700 kasus terjangkit kolera dan lebih dari 2.470 orang yang terjangkit berujung kematian.