Ditekan Penjajah, Qatar Balik Melawan

Qatar menolak tegas semua pernyataan provokasi penjajah Israel. Hal itu ditegaskan melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Majed Al-Ansari. Ia juga menyampaikan bahwa penjajah berusaha membenarkan perbuatan keji mereka terhadap warga sipil.

"Qatar dengan tegas menolak pernyataan provokatif yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu, yang sama sekali tidak mencerminkan tanggung jawab politik maupun moral. Membuat narasi sebagai pembelaan peradaban adalah slogan palsu untuk membenarkan kejahatan terhadap warga sipil,"  tegasnya.

Sebelumnya dikabarkan, saat para pemimpin dan menteri keamanan penjajah Israel mengadakan pertemuan, mereka semakin keras menekan Qatar, yang mereka tuding sebagai penghalang utama tercapainya kesepakatan.

Selain itu, menurut laporan media penjajah Israel, Saluran 13, Kepala Staf Angkatan Bersenjata penjajah Israel menyebut bahwa Qatar memberikan "tekanan balik" dalam proses negosiasi, yaitu menentang usulan yang diajukan oleh Mesir, yakni pelucutan senjata pejuang Hamas sebagai syarat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata jangka panjang.

Terciduk! Perampok Bantuan Kemanusiaan, Orang Suruhan Penjajah
Meniti Jalan Menuju Mardhotillah

Pemimpin dinas intelijen internal Israel, Shin Bet, juga dilaporkan menyatakan bahwa "masalah utama saat ini adalah Qatar". Ia menambahkan bahwa kesepakatan pembebasan sandera sebenarnya bisa dicapai jika Qatar bersikap lebih kooperatif.

Jika tidak, maka kita harus menekan Amerika Serikat agar menekan Qatar untuk mengambil langkah nyata terhadap Hamas,” ujarnya dalam sesi tersebut.

Perdana Menteri Penjajah Israel mengatakan bahwa Qatar telah memanipulasi opini dan membela pejuang Hamas. "Sudah waktunya bagi Qatar untuk berhenti memanipulasi opini dengan bermain dua kaki dan memutuskan, apakah akan berpihak pada peradaban atau pada kebiadaban Hamas. Israel akan menang dalam perang yang adil ini dengan cara-cara yang adil,"  kata Netanyahu.

Menteri Kesehatan Gaza: Sejak 7 Oktober 2023, 52.615 Orang Telah Syahid
Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan, korban agresi penjajah Israel sejak Thufan Al-Aqsa 7 Oktober 2023 mencapai 52.615 syahid dan 118.752 luka-luka. Dan serangan udara penjajah Israel sejak Selasa dini hari membuat total 62 orang syahid. Terbaru, serangan udara terjadi Rabu dini hari.

Qatar selama ini diketahui memiliki jalur komunikasi langsung dengan pejuang Hamas dan menjadi salah satu mediator utama yang disegani dalam berbagai perundingan di kawasan, termasuk soal Gaza dan pembebasan sandera. AS tidak bisa menekan Qatar karena ketergantungan mereka pada Qatar sebagai mitra strategis, ekonomi, dan diplomatik. Hubungan ini lebih bersifat simbiosis mutualisme, tidak dominasi satu arah.

Sikap tegas Qatar terhadap penjajah menjadi bukti bahwa masih ada negara Arab yang berani melawan kepongahan penjajah dan menjadi duri bagi mereka, sekaligus memberi harapan bahwa perjuangan rakyat Gaza untuk meraih kemerdekaan masih sangat terbuka lebar.

 

Sumber: Al Jazeera, TRT Arabi