Drone Yafa Bikin Netanyahu Gusar
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Senin (21/4/2025) mengeluarkan kecaman keras terhadap peluncuran dan serangan pesawat nirawak (drone) kelompok Houthi, yang diberi nama “Yafa” — merujuk pada kota bersejarah di Palestina.
"Saya ingin menyampaikan satu hal kepada Houthi dari Yaman, atau siapa pun yang ingin mengganggu kami: Kota Yafa bukan hasil penjajahan. Jangan pikir semua serangan yang kalian lancarkan akan berlalu begitu saja. Pasti, kami akan membalasnya dengan dahsyat. Hal ini juga berlaku bagi Lebanon dan semua kelompok lainnya," gertak Netanyahu.
Sebelumnya, juru bicara militer kelompok Houthi, Yahya Saree, dalam siaran televisi menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan dua operasi serangan drone terhadap sasaran penjajah Israel.
“Serangan pertama menargetkan fasilitas vital di wilayah pendudukan Ashkelon menggunakan drone jenis Yafa. Serangan kedua diarahkan ke target militer di Um al-Rashrash (Eilat) dengan drone jenis Samad-1,” tutur Saree.
Filosofi di Balik Penamaan Drone Yafa
Penamaan drone dengan kata Yafa sarat makna simbolik. Yafa merupakan salah satu kota tertua dan paling bersejarah di Palestina sebelum Nakba 1948.
Dulu, Yafa merupakan pusat budaya dan perdagangan. Namun kini, kota tersebut menjadi bagian dari wilayah illgela penjajah di Tel Aviv serta merupakan destinasi wisata dan budaya yang penting.
Penggunaan nama itu tentu dapat membangkitkan rasa emosional di kalangan rakyat Palestina dan bangsa Arab. Sebab, penggunaan nama itu mengingatkan tragedi pengusiran massal dan direbutnya tanah air oleh penjajah Israel.
Netanyahu khawatir akan fakta sejarah tersebut. Ia mengklaim bahwa Yafa adalah dan akan tetap menjadi bagian dari Israel. Ia memeringatkan bahwa tidak akan ada peluang bagi siapa pun untuk mengganggu kota tersebut.
(Sumber: Al Mashhad & Al Araby)