Erdoğan Murka Majalah Turki Hina Nabi Muhammad

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, dengan tegas mengutuk publikasi karikatur yang menghina Nabi Muhammad ﷺ oleh sebuah majalah satir di Turki. Di dalam pernyataannya, Erdoğan menyebut tindakan tersebut sebagai provokasi keji yang disamarkan dalam bentuk humor. Ia pun menegaskan, penghinaan terhadap Rasulullah ﷺ tidak dapat ditoleransi, terlebih jika dibungkus dengan alasan kebebasan berekspresi atau kesopanan.

"Menghina Rasul kita yang mulia dengan dalih humor adalah tindakan yang tidak dapat diterima. Apalagi itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak bermoral, tidak mengenal nilai-nilai umat, dan tidak memahami apa-apa," tegas Erdoğan dalam pernyataan publiknya pada Selasa (1/7/2025).

Pernyataan keras itu muncul setelah majalah satir Turki, Leman, dalam edisi 26 Juni 2025, menerbitkan gambar karikatur yang melecehkan Nabi Muhammad ﷺ. Publikasi tersebut memicu kemarahan luas di kalangan masyarakat Turki, yang kemudian berujung pada gelombang unjuk rasa serta desakan agar pihak berwenang mengambil tindakan hukum terhadap majalah tersebut.

Bikin Penjajah Rugi Jutaan Dolar, Organisasi Ini Malah Jadi Buronan Pemerintah Inggris!
Pemerintah Inggris sedang pertimbangkan untuk melabeli kelompok aktivis “Palestine Action” sebagai organisasi teroris. Rencana itu memunculkan gelombang penolakan dari masyarakat sipil dan kalangan hukum. Gerakan itu pun menegaskan bahwa anggotanya bukan kriminal atau ekstremis.

Erdoğan, yang dikenal sebagai pemimpin yang vokal membela Islam, menyerukan agar seluruh elemen masyarakat bersatu melawan segala bentuk penghinaan terhadap agama dan nabi. Ia juga menyinggung pentingnya menjaga kehormatan nilai-nilai keagamaan di tengah tantangan kebebasan berekspresi yang kerap disalahgunakan.

Aksi unjuk rasa juga terjadi di berbagai kota besar di Turki. Massa menuntut agar redaksi majalah yang bersangkutan meminta maaf secara terbuka dan menghentikan penerbitan konten yang memicu kebencian.

Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, mengatakan, dia telah menangkap empat orang, termasuk kartunis yang membuat karikatur tersebut, dan mereka akan dimintai pertanggung jawaban.

"orang-orang kurang ajar ini akan dimintai pertanggung jawaban di pengadilan atas tindakan mereka," katanya.

Munculnya kasus ini kembali menyoroti perdebatan lama antara kebebasan pers dan batasan penghinaan terhadap agama. Banyak pihak menilai bahwa kebebasan tidak boleh menjadi tameng untuk menyerang keyakinan umat beragama.

Sebagai negara mayoritas Muslim yang juga menjunjung demokrasi, Turki kembali dihadapkan pada tantangan menjaga keseimbangan antara nilai-nilai agama dan kebebasan berekspresi. Pernyataan Presiden Erdoğan menjadi penegasan bahwa penghinaan terhadap agama bukanlah bagian dari kebebasan, melainkan bentuk provokasi yang harus dilawan bersama.

(Sumber : Al Jazeera)