Fospi Apresiasi Suswono Tarik Pernyataan dan Minta Maaf
Ketua Umum Forum Sinergi Pemuda Islam (Fospi), Muhaimin Abu Kayyis, mengapresiasi permintaan maaf yang disampaikan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono, terkait pernyataan “janda kaya menikahi pemuda pengangguran” yang menuai kontroversi. Muhaimin menyampaikan apresiasi itu pada Rabu (30/10/2024) pagi. Muhaimin menyebut, permintaan maaf Suswono itu adalah langkah tepat. Hal itu menunjukkan kesadaran diri Suswono akan pentingnya simbol-simbol agama.
“Pemuda Islam cenderung mengapresiasi tindakan Pak Suswono yang berani mengakui kesalahan dan meminta maaf. Ini menunjukkan bahwa ia memahami dampak dari ucapannya dan bersedia mengambil tanggung jawab,” tutur Muhaimin.
Sebelumnya, ketika hadir dalam pertemuan dengan Relawan Bang Japar, Sabtu (26/10/2024), Suswono mengemukakan saran agar janda kaya memertimbangkan untuk menikahi pemuda yang belum memiliki pekerjaan. Ucapan itu lantas menuai kritik dari publik, bahkan menimbulkan polemik. Pada Senin (28/10/2024), Suswono menyampaikan permintaan maaf dan mencabut pernyataan itu.
“Saya menyadari bahwa pernyataan saya dalam pertemuan dengan Relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik. Atas hal itu, saya meminta maaf sekaligus mencabut pernyataan tersebut,” kata Suswono dalam keterangannya.
Menurut Suswono, pernyataan itu disampaikan dalam konteks bercanda. Ia menjelaskan, pernyataan itu dilontarkan dalam rangka merespon celetukan salah satu warga yang hadir dalam acara sosialisasi bersama relawan tersebut.
“Namun, saya akui jika guyonan tersebut kurang tepat dan bijaksana. Apa pun penjelasannya, saya sepenuhnya mengakui kesalahan saya,” katanya.
Menanggapi hal itu, kata Muhaimin, Fospi melihat bahwa permintaan maaf Suswono tersebut bukan sekadar formalitas, tetapi sebagai langkah nyata untuk memerbaiki hubungan dengan masyarakat. “Permintaan maaf ini juga bisa dilihat sebagai kesempatan untuk mendorong dialog antara berbagai pihak. Pemuda Islam menyadari bahwa komunikasi yang baik adalah kunci untuk membangun pemahaman yang lebih baik di antara kelompok-kelompok yang berbeda,” kata Muhaimin.
Muhaimin pun berharap agar langkah ini membuka ruang untuk diskusi yang konstruktif tentang penghormatan terhadap agama dan nilai-nilai yang dianut. “Di dalam konteks masyarakat yang plural, pemuda Islam percaya bahwa sikap saling memaafkan dan toleransi sangat penting. Dengan menerima permintaan maaf tersebut, mereka menunjukkan bahwa umat Islam tidak hanya mengedepankan kemarahan, tetapi juga mengutamakan prinsip-prinsip kasih sayang dan pengertian,” kata Muhaimin.
Dengan demikian, ini dapat menjadi contoh baik bagi generasi muda lainnya untuk menanggapi perbedaan dengan cara yang positif. Opini positif lainnya, lanjut Muhaimin, permintaan maaf ini dapat membantu membangun kembali hubungan antara umat Islam dengan pihak-pihak lain di masyarakat. Dengan adanya sikap saling menghormati, diharapkan akan tercipta suasana yang lebih harmonis dan damai.
“Pemuda Islam berpendapat bahwa langkah ini merupakan awal yang baik untuk memperbaiki interaksi sosial dan membangun kepercayaan di antara berbagai kelompok,” pungkas Muhaimin.