Genosida, Membuat Penjajah Israel Terus Terkucil
Takdir Zionis Israel seperti memang terus terkucil di muka bumi. Setelah bangga dengan banyak negara yang membuka hubungan diplomatik, baik dengan sukarela maupun karena “dipaksa” oleh Amerika, lalu mengumumkan “hilangnya” peta Palestina di Sidang Umum PBB, ternyata sekarang mereka terkucil kembali. Banyak negara yang menarik duta besarnya. Ini adalah tanda terkucilnya kembali Zionis Israel.
Zionis Israel adalah kaum yang dimurkai. Saat lemah, mereka merengek tak terkira untuk meminta belas kasihan. Saat kuat, mereka menindas, membunuh, menjajah, hingga melakukan genosida. Entah siapa yang bisa menghentikan mereka. Bahkan para Nabi dan Rasul mereka bunuh. Tuhan pun dilawannya.
Di dunia yang beradab, ternyata masih ada yang biadab. Korban sipil bergelimpangan. Tempat pengungsian dan rumah sakit dihancurkan. Saat dunia menyerukan kemerdekaan, penjajah Israel ada menjajah Palestina. Saat negara mengedepankan diplomasi, penjajah Israel mendahulukan mesin perang untuk genosida.
Seluruh kota besar di dunia melakukan demonstrasi besar-besaran menentang genosida terhadap rakyat Palestina oleh Zionis Israel. Di Barcelona, pekerja pelabuhan tidak mau mengapalkan barang-barang untuk penjajah Israel. Warga Amerika Serikat menduduki kapal yang akan mengangkut peralatan militer ke Zionis Israel. Banyak warga dunia yang memboikot produk dari perusahaan yang mendukung penjajah Israel. Perlawanan dari warga dunia juga terus menjadi gelombang besar.
Baca Juga : Eskalasi Konflik dengan Zionis Israel, Proses Pertumbuhan dan Pembentukan Kaum Muslimin
Saat Piala Dunia Qatar berlangsung, jurnalis dan media massa penjajah Israel dipermalukan dengan mengibarkan bendera Palestina saat diwawancarai atau disorot kamera. Di Mesir, wisatawan dari Israel ditembak seorang polisi saat penjajah Israel mulai membombardir Gaza. Di Dagestan, warga sipil menolak kedatangan warga dari penjajah Israel. Kelak, adakah tempat aman bagi penjajah Israel?
Gerakan perlawanan di perbatasan penjajah Israel bermunculan. Dari Hizbullah di Lebanon sampai Houthi di Yaman. Sejumlah gerakan perlawanan dari Iraq dan Suriah melakukan perlawanan walaupun hanya bisa menggempur pangkalan militer Amerika. Penjajah Israel pun terkepung oleh gerakan perlawanan.
Zionis Israel memang tetap menjadi kaum yang terkucil dan terkungkung. Hanya bisa hidup berdampingan dan berinteraksi dengan sesamanya di kawasan yang tertutup seperti dalam benteng. Takdirnya seperti itu, agar kezalimannya tidak menghancurkan bangsa lain. Seperti yang dirasakan rakyat Palestina yang awalnya menerima Zionis Israel yang terusir dari beragam negara, namun saat diterima dengan baik, lalu mereka justru yang menghancurkan rakyat Palestina.
Secara jangka panjang, apakah masih ada yang mau membuka diplomasi dengan penjahat genosida di abad modern ini? Jerman hancur. Amerika terpukul mundur. Para penjajah tak bangkit justru tersungkur. Genosida telah melukai dan membunuh kemanusiaan. Adakah yang masih mendukung?