Halalbihalal, JATTI Suarakan Upaya Wujudkan Peran Strategis Membangun Akhlaq Bangsa
Jaringan Alumni Timur Tengah Indonesia (JATTI) menggelar acara Halalbihalal Keluarga Besar JATTI, di Aula Buya Hamka, Kompleks Masjid Agung Al Azhar, Jakarta Selatan, Ahad (19/5/2024) malam. Acara tersebut dihadiri oleh ratusah perwakilan warga Indonesia alumni kampus-kampus di Timur Tengah (Arab Saudi, Yaman, Mesir, Iraq, Sudan, Suriah, Iran, dan lain-lain). Diawali pelaksanaan shalat isya berjamaah, acara berlangsung cukup meriah hingga pukul 22.00 WIB.
Sejumlah tokoh dan pengurus JATTI hadir di acara yang mengusung tema “Wujudkan Peran Strategis JATTI dalam Membangun Akhlaq Bangsa” itu. Di antaranya adalah Dr. KH Muhyiddin Junaidi (Ketua Pembina JATTI); Ustadz Bachtiar Nasir (Ketua JATTI); KH Muhammad Nasir Zein, MA; KH dan Dede Muharram, Lc. Hadir pula Mr. George Abu Zaid (Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Lebanon di Jakarta) dan Mr. Abdul Hadi Muhammad (First Secretary Kedutaan Besar Libya di Jakarta).
Menurut Ustadz Bachtiar Nasir, tujuan utama JATTI bukan untuk meraih kekuasaan. Tujuan utama JATTI adalah membentuk akhlak bangsa. Itu moral tertinggi.
Baca juga: Gema Perjuangan untuk Palestina di Car Free Day
“Tujuan gerakan politik dan sosial JATTI yang nomor satu sebetulnya bukanlah berkuasa atau tidak berkuasa. Bukan di situ. (Ketika) Nabi Musa AS berhadapan dengan Fir’aun, apakah Nabi Musa ingin menggantikan firaun? Apakah (ketika) Nabi Musa dengan izin Allah menggulingkan Fir’aun, Nabi Musa menginginkan kekuasaan? Apakah pada akhirnya Allah wariskan bumi Mesir buat Musa? Tidak! Misi Nabi Musa Alaihissalam jelas pembebasan bangsa Israel secara politik dan perbudakan Fir’aun. Dan setelah itu, pekerjaan yang terberat bagi Musa adalah pembebasan secara spiritual dari kemusyrikan Bani Israel. Ini moral tertinggi,” kata Ustadz Bachtiar Nasir (UBN).
UBN mengatakan, hal itu disampaikan dalam Forum JATTI, karena sebagian anggota JATTI masuk atau mendukung kekuasaan saat ini. Ia pun mengingatkan anggota JATTI yang mendukung kekuasaan agar jangan zalim.
“Kalau mau masuk kekuasaan, bahwa moral tertinggi dalam politik (adalah), jika antum berada di dalam (kekuasaan), akhlak tertinggi bagi para pemenang dalam pemilu adalah adil. Itu tujuan dari sebuah kekuasaan. Kalau tidak adil, namanya adalah dzolim,” tegasnya.
UBN menegaskan, justru itulah pekerjaan terberat. “Pekerjaan terberat kita adalah, dari sisi moral yang paling tinggi adalah pembebasan dari perbudakan dan penghambaan terhadap uang dan kekuasaan,” ucap Ustadz Bachtiar Nasir.
“Di mana pun alumni Timur Tengah berada, kita yakin niat semuanya sama-sama baik,” ujar Ustadz Bachtiar Nasir.