Hamas Menangkan Pertempuran di Gaza dan Tegaskan Syarat Pembebasan Sandera
Di dalam konferensi pers di Beirut, Kamis (14/12/2023), Osama Hamdan, seorang pejabat Hamas, mengatakan bahwa sejak 7 Oktober 2023 lalu, kekalahan Israel di Jalur Gaza terus meningkat. Ia juga menegaskan bahwa pasukan penjajah Israel mengalami kekalahan di semua lini pertempuran.
“Israel telah dikalahkan secara politik, militer, media, dan popularitas. Serta banyak tentara dan perwira Israel yang pulang dari Gaza mengalami luka, cacat, atau bahkan sakit jiwa. Tel Aviv sendiri mengakui bahwa sejauh ini 5.000 tentaranya terluka,” jelasnya.
Hamdan juga mengatakan bahwa Israel terus menyembunyikan jumlah kematian sebenarnya. Hal ini menandakan ada kerugian besar di antara pasukannya.
Terkait dengan sandera Israel yang sedang ditawan oleh Hamas, Hamdan menegaskan bahwa hal tersebut merupakan respons mereka terhadap penjajahan di tanah Palestina. Ia pun menegaskan bahwa tidak akan ada negosiasi untuk pembebasan kecuali sesuai syarat dari Hamas.
Baca juga: Tiga Puluh Enam Tahun Berdirinya Hamas Bertepatan dengan Pecahnya Gerakan Intifada
“Tidak akan ada negosiasi mengenai para sandera dan tidak akan ada pengembalian bagi mereka, kecuali setelah Israel menghentikan agresi secara total. Dan proses pembebasan sandera dari Jalur Gaza harus berlangsung sesuai syarat dari Hamas,” tegasnya.
Hamdan juga mengatakan bahwa Israel dan pemerintahan Joe Biden bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Gaza. Sebab, mereka menolak semua upaya internasional untuk menghentikan agresi.
“Pemerintahan Biden mendesak tentara penjajah Israel untuk mengurangi korban jiwa warga sipil, tetapi menolak gencatan senjata dan tetap mengirim pasokan senjata ke Israel. Hal ini merupakan penghinaan terhadap darah rakyat. Setiap tetes darah yang tertumpah ditanggung oleh Israel dan pemerintahan Amerika,” terangnya.
Hamdan menambahkan, untuk menghentikan pertempuran, AS tidak boleh menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB dan tidak mengirim senjata ke Israel. "Jika Anda (Amerika) ingin menghentikan pembunuhan dan pemboman, Anda tidak boleh menggunakan hak veto di Dewan Keamanan ketika (mereka) ingin mengeluarkan resolusi menghentikan pertempuran. Dan Anda harus menghentikan pasokan senjata ke Israel,” pungkasnya.
(Sumber: Al Jazeera)