Humza Yousaf, Muslim Pertama yang Jabat Kepala Pemerintahan Skotlandia

Pada Rabu, 29 Maret 2023 waktu setempat, Humza Yousaf resmi dilantik sebagai pemimpin baru Skotlandia. Saat ia mengucap sumpah di awal upacara pelantikan, istrinya yang menyaksikan bersama anak-anak dan orang tuanya, menitikkan air mata. Sebab, pelantikan itu berarti Humza Yousaf secara resmi telah mengukir sejarah sebagai orang pertama yang berasal dari luar Eropa dan beragama Islam yang menjabat Menteri Pertama (First Minister) di Skotlandia.

Menteri Pertama (First Minister) adalah kepala pemerintahan di negara otonom Skotlandia. Skotlandia (dalam bahasa Inggris dan Skots: Scotland) sendiri merupakan salah satu negara otonom dari negara berdaulat Britania Raya (Great Britain) bersama Inggris (England), Wales, dan Irlandia Utara. Kepala negara mereka saat ini adalah Raja Charles III. Ibukota negara Skotlandia adalah Edinburg, yang juga merupakan kota terbesar kedua di sana setelah Glasgow.

Namun, walau tergabung dalam satu negara berdaulat, sistem hukum Skotlandia terpisah dari sistem hukum yang digunakan di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara. Skotlandia punya yuridiksi hukum publik dan hukum privat, juga lembaga hukum, pendidikan, dan keagamaan, yang berbeda dengan negara konstituensi Britania lainnya.

Setelah pelantikan, sebagai kepala pemerintahan yang baru, pria 37 tahun itu lantas mengumumkan kabinet baru Skotlandia. Kabinetnya ramping, terdiri dari enam wanita dan tiga pria. Sebagian besar anggota kabinet Yousaf adalah sekutu dekat mantan Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon, yang mengundurkan diri satu setengah bulan yang lalu.

"Kakek dan nenek saya melakukan perjalanan dari Punjab (India barat laut, red) ke Skotlandia, lebih dari 60 tahun yang lalu. Sebagai imigran yang hampir tidak bisa berbahasa Inggris waktu itu, mereka tidak dapat membayangkan, bahkan dalam mimpi terliar mereka, bahwa cucu mereka suatu hari akan menjadi Menteri Pertama berikutnya," kata Yousaf dalam pidato setelah mengamankan suara mayoritas untuk menggantikan Nicola Sturgeon sebagai pemimpin Partai Nasional Skotlandia (SNP), Senin, 27 Maret 2023.

Partai Nasional Skotlandia (Scottish National Party / SNP) saat ini adalah partai politik dengan kursi terbanyak di dalam Parlemen Skotlandia. Sehingga, Pemimpin SNP kemudian dilantik sebagai Menteri Pertama yang mengepalai pemerintahan di Skotlandia. SNP adalah partai politik kiri tengah yang sedang mengampanyekan kemerdekaan Skotlandia untuk terpisah dari Britania Raya. Sejak tahun 2007, SNP yang beberapa dasawarsa terakhir umumnya selalu meraih jumlah suara kedua terbanyak di Skotlandia, berhasil mendapatkan kursi terbanyak di Parlemen Skotlandia. Sehingga, SNP pun menjadi pengelola pemerntahan. Pendahulu Humza Yousaf sebagai Ketua SNP, Nicola Sturgeon, telah menjadi Perdana Menteri Skotlandia sejak 20 November 2014, dan mengumumkan pengunduran diri dalam konferensi pers pada 15 Februari 2023.

Humza Yousaf sendiri bukan baru kali ini muncul dalam berita utama. Sebelum dilantik sebagai First Minister, ia menjabat Menteri Kesehatan (Health Secretary) Skotlandia. Sebelumnya, pada 2011, Humza Yousaf pun menarik perhatian dunia saat ia mengucapkan sumpah parlemen dalam bahasa Urdu sambil mengenakan kilt, pakaian tradisional Skotlandia.

Pelantikan Humza Yousaf kemarin bermakna besar, karena hal itu berarti pemerintahan di Inggris Raya secara keseluruhan sekarang dipimpin oleh pria keturunan Asia. Termasuk Irlandia, negara tetangga mereka. Sebab, Perdana Menteri Inggris Raya (Great Britain) saat ini adalah Rishi Sunak. Sedangkan Leo Varadkar adalah taoiseach Irlandia (perdana menteri). Sunak dan Varadkar merupakan keturunan India.

Tampilnya Humza Yousaf sebagai kepala pemerintahan Skotlandia bukan tanpa tantangan. Saat ini, ia tengah menghadapi kritik atas kinerjanya sebagai Menteri Kesehatan. Ia dikritik karena Layanan Kesehatan Nasional cukup rentan, dan Skotlandia menjadi negara dengan angka kematian akibat narkoba tertinggi di Eropa sedangkan angka harapan hidup mereka terendah di Eropa Barat.

Selain itu, ia juga menghadapi risiko perpecahan dalam tubuh partai SNP. Hal itu ditegaskan Dosen politik di Skotlandia, Paul Anderson. "Dia harus menyatukan partai di belakangnya, yang tampaknya telah terpecah belah selama kampanye ini," katanya seperti dikutip dw.com.

Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon saat Mengumumkan Pengunduran Dirinya

Apalagi, kata Anderson, Humza Yousaf juga harus keluar dari bayang-bayang pemimpin sebelumnya, Nicola Sturgeon, yang menjabat Menteri Pertama Skotlandia selama delapan tahun. "Apa pun pendapat Anda tentang dia (Sturgeon, red), dia adalah orator yang hebat," kata Anderson. "Dia pembicara publik yang sangat baik, populer bahkan di bagian lain Inggris Raya. Jadi gaya kepemimpinan itu menurut saya sangat penting, dan akan hilang dalam politik Skotlandia dan SNP."

Yousaf sendiri sebelumnya telah berjanji untuk meningkatkan kecepatan aktivitas mendorong kemerdekaan Skotlandia dengan "gigi kelima". Sejumlah kalangan di sana berpikir, berhentinya Nicola Sturgeon sebagai kepala pemerintahan, dapat membuat gerakan mendorong kemerdekaan menjadi mundur. Padahal, sejak tahun 1990-an, administrasi yang dilimpahkan ke Edinburgh membuat Skotlandia memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan atas bidang kebijakan, termasuk pendidikan dan kesehatan. Sejak itu, muncul perdebatan tentang perlu atau tidak mereka mengejar perceraian politik dari Inggris, Wales, dan Irlandia Utara. Di tahun 2014, perdebatan itu mencapai puncak dengan digelarnya referendum. Semua orang Skotlandia ditawari kesempatan untuk memilih kemerdekaan atau tetap tergabung dalam Great Britain. Ternyata, hasilnya adalah lima puluh lima persen memilih untuk tetap di Inggris Raya.

Tipisnya hasil referendum itu membuat asa untuk merdeka masih membara di hati sebagian warga Skotlandia. Tetapi, Mahkamah Agung Inggris Raya baru-baru ini memutuskan Skotlandia tidak dapat mengadakan referendum baru tanpa persetujuan dari pemerintah di London.

Paul Anderson juga meragukan akan ada referendum baru dalam waktu dekat. Kata Anderson, sepertinya strategi Yousaf adalah terus menekan pemerintah Inggris sambil mencoba membangun dukungan di dalam negeri. “Perjuangan kemerdekaan, khususnya kemerdekaan ekonomi, masih harus dimenangkan oleh pemimpin baru,” katanya kepada dw.com.

Bukan hanya Humza Yousaf yang mengukir sejarah baru. Ada satu sosok lain, yaitu Zara Mohammed. Zara Mohammed telah mendobrak tatanan yang sudah mapan, dengan tampil sebagai orang Skotlandia pertama, wanita pertama, dan orang termuda, yang pernah mengepalai Dewan Muslim Inggris. Saat ini, Zara Mohammed adalah Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris.

Zara Mohammed adalah Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris

Menanggapi kemenangan Humza Yousaf untuk memimpin pemerintahan Skotlandia, Zara Mohammed mengatakan, terpilihnya Humza Yousaf itu sebagai "kesempatan penting, tidak hanya untuk Skotlandia, tetapi untuk Muslim di seluruh Inggris."

“(Tampilnya Humza Yousaf sebagai kepala pemerintahan) Ini mengirimkan pesan yang begitu berani tentang politik kita, siapa yang bisa menjadi menteri pertama dan siapa yang bisa memimpin bangsa,” kata Zara Mohammed kepada dw.com.

Zara Mohammed mengatakan, dalam konteks Inggris, saat ini kita harus berterima kasih kepada mereka yang bermigrasi beberapa dekade lalu dengan mengatasi rasisme dan diskriminasi yang merajalela. “Ini bukti kerja keras dan ketekunan mereka untuk tidak menyerah,” katanya. "Butuh beberapa generasi untuk sampai ke sini dan banyak tekad untuk melakukannya."