Indonesia dan Jepang Sepakat Laksanakan Tiga Proyek Transisi Energi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin turut hadir mendampingi Airlangga Hartarto dalam acara penanda tanganan perjanjian tersebut. Penanda tanganan perjanjian penerapan AZEC di Kantor METI di Tokyo pada 18 Desember 2023 itu merupakan wujud komitmen pemerintah dari kedua negara bersama sektor swasta dalam rangka menindak lanjuti hasil pertemuan Kepala Pemerintahan dari kedua negara.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu di Kantor Perdana Menteri Jepang di Tokyo, 16 Desember 2023, untuk membahas tiga proyek prioritas yang berkaitan dengan transisi energi di bawah kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC). Pembicaraan Joko Widodo dan Fumio Kishida ketika itu membahas perihal pembangunan tiga proyek transisi energi di Indonesia. Ketiganya adalah pembangkit listrik berbasis tenaga panas bumi di Muara Laboh, Sumatera Barat; pembangkit listrik tenaga sampah menjadi energi (PLTSa) di Legok Nangka, Jawa Barat; dan proyek pengelolaan lahan gambut untuk pangan di Kalimantan Tengah.
Dilansir dari laman The Jakarta Post, komitmen tersebut diperkuat dengan penanda tanganan perjanjian tentang jual beli listrik Power Purchase Agreement (PPA) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh. PPA PLTP Muara Laboh mengatur kontrak dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Supreme Energy Muara Laboh, untuk pembelian tenaga listrik dari PLTP dan menetapkan standar harga tenaga listrik yang akan dibeli PLN dari PLTP tersebut.
Baca juga: Indonesia Kirimkan Sinyal akan Tinggalkan Dolar AS
Pertemuan tersebut juga diwarnai dengan penanda tanganan nota kesepahaman (MoU) kredit karbon untuk PLTSa Legok Nangka antara PLN dan Konsorsium Sumitomo Corporation – PT Energi Prima Nusantara Hitachi Zosen. MoU tersebut mengatur pembagian kredit karbon yang dihasilkan oleh proyek yang dilakukan oleh Indonesia dan Jepang dan diadopsi sebagai bagian dari Japan Fund for the Joint Crediting Mechanism (JF-JCM) oleh Asian Development Bank (ADB).
Di kesempatan yang sama juga dilangsungkan penanda tanganan kesepahaman awal antara Pemprov Jabar, PLN, dan Sumitomo Corporation, mengenai pelaksanaan kerja sama PLTSa Legok Nangka. Pemprov Jabar, PLN, dan Sumitomo Corporation, akan bersinergi untuk menyelesaikan permasalahan terkait pembangunan PLTSa Legok Nangka. Khususnya dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dan memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah untuk menjaga volume sampah dan kualitas yang akan dimanfaatkan oleh PLTSa Legok Nangka.
Airlangga menuturkan, pelaksanaan proyek sampah menjadi energi di Legok Nangka didasari pertimbangan bahwa PLTSa merupakan solusi efektif untuk mengolah sampah dan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. PLTSa akan mampu mengatasi permasalahan pengelolaan sampah di perkotaan dengan mengolah sampah dan memanfaatkannya sebagai sumber energi terbarukan.