Indonesia Darurat HIV, Ketua Bidang Tabligh Global PP Muhammadiyah: “Lawan dengan Penguatan Ketahanan Keluarga”
Indonesia darurat HIV. Senin pekan lalu, Kemenkes merilis data terbaru penyebaran HIV di Indonesia. Lewat siaran pers online bertajuk “Melindungi Anak dari Penularan Penyakit Seksual” Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menyebutkan sebuah fakta yang mencengangkan.
“Setiap tahun terdapat penambahan kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga sebesar 5.100 orang” ungkapnya. Sebesar 33% ibu rumah tangga yang tertular HIV karena terpapar oleh pasangannya.
Adapun tingkat penularan kepada anak sebesar 20-45%. “Sampai saat ini secara kumulatif ada 14.150 anak usia 1-14 tahun yang positif HIV dan akan mempengaruhi kualitas hidup ke depannya. Angka ini setiap tahun bertambah 700-1.000 anak dengan HIV” paparnya.
Menanggapi data di atas, wakil Ketua Bidang Tabligh Global PP Muhammadiyah, Dr. Fahmi Salim mengajak seluruh elemen msyarakat untuk menjadikan bencana ini sebagai perhatian utama, serta bahu membahu dalam menyikapiya, “Ini adalah tanggung jawab bersama untuk melakukan diseminasi. Khususnya pemerintah. Melakukan pendataan penyebab HIV nya apa.” terangnya.
Ia juga menegaskan bahwa pengidap HIV tidak serta merta dapat divonis sebagai pelaku atas sebuah perilaku seksual berisiko. “Apakah karena perilaku seks menyimpang, atau karena suaminya suka jajan diluar atau karena imbas dari suntik narkoba. Jadi tidak bisa kita memvonis bahwa semua yang terkena HIV adalah pelaku. Tapi bisa jadi mereka adalah korban” terangnya.
Fahmi yang merupakan lulusan Universitas Al-Azhar kairo ini juga menjelaskan pentingnya melakukan gerakan penyadaran tentang bahaya penyakit kelamin menular seperti HIV. “Maka tugas pemerintah bersama seluruh elemen memberikan penyadaran tentang bahaya penyakit kelamin. Penyakit yang menyebabkan kelemahan sistem autoimun” pungkasnya.
Sebagai mitigasi atas masalah di atas, Fahmi berpendapat bahwa jawabannya adalah penguatan ketahanan keluarga. “Kami dari Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengajak elemen bangsa untuk semakin peduli dan meningkatkan perhatian dengan masalah dan problem rumah tangga Indonesia. Pentingnya menguatkan ketahanan keluarga Indonesia.”
Ia juga mengajak seluruh stakholdres untuk mengambil peran maksimal atas musibah ini. Musibah yang mengancam generasi mendatang, “seluruh stakeholders perlu melakukan program untuk menguatkan ketahanan keluarga. Di Seluruh level, dari pusat sampai daerah. Dan tugas berat itu bukan hanya kepada ormas Islam. Tapi pemerintah, karena punya otoritas dan kekuasaan juga perangkat hukum” tutupnya.