Ingin Umur Dipanjangkan? Jaga Silaturrahmi

Sering kali ada pertanyaan, apakah umur bisa dipanjangkan oleh Allah Swt yang maha kuasa? Bukankah Allah sudah membuat ketetapan akan ajal makhluknya, tak terkecuali manusia? Untuk menjawab pertanyaan tersebut agar tak banyak orang yang menyalahkan bahkan kadang menghujat, maka penulis akan mencoba menjelaskan dengan dalil-dalil syar’i serta fakta-fakta empiris sesuai kemampuan penulis.

Data sensus penduduk yang dilakukan setiap 10 tahun sekali oleh Badan Pusat Statisktik (BPS) menunjukkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tercatat sebagai provinsi dengan Angka Harapan Hidup (AHH) tertinggi di Indonesia, baik Laki-laki (76,93) maupun Perempuan (73,28). Artinya, rata-rata laki-laki di Yogyakarta mengakhiri hidupnya pada umur 76,93 tahun dan perempuan di umur 73,28 tahun. Sementara Angka Harapan Hidup (AHH) tertinggi di Dunia yang dilansir dari United Nations Population Devision, adalah warga di negara Hong Kong. Hal ini sudah dicatat sejak tahun 1950 sampai 2019 dan diproyeksikan hingga tahun 2100, yakni AHH Hong Kong; 85,63 (per November 2024). Artinya, angka rata-rata usia orang mengakhiri hidupnya pada umur 85,63 tahun. Terdapat pula data yang bersumber dari World Population Review tahun 2023, menyebutkan bahwa AHH tertinggi adalah Monako, yakni rata-rata 87,14. Artinya, rata-rata orang mengakhiri hidupnya di umur 87,14 tahun.

Apa sajakah faktor-faktor yang memengaruhi angka harapan hidup tinggi? Atau bahasa sederhananya, apa yang memengaruhi orang untuk berumur Panjang? Menurut para ilmuwan, faktor-faktor yang memengaruhi adalah sebagai berikut:

1. Akses terhadap Perawatan Kesehatan

Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas adalah faktor kunci dalam meningkatkan angka harapan hidup. Negara dengan sistem kesehatan yang baik, semisal akses yang mudah ke dokter, rumah sakit, dan perawatan medis lainnya, cenderung memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Ini termasuk perawatan preventif, pengobatan penyakit, dan penanganan kondisi medis yang tepat waktu.

2. Gizi dan Nutrisi

Pola makan yang sehat dan bergizi sangat penting untuk memertahankan kesehatan tubuh dan mencegah berbagai penyakit kronis. Ketersediaan makanan bergizi dan tingkat malnutrisi memengaruhi daya tahan tubuh terhadap penyakit dan kondisi medis lainnya. Negara dengan tingkat gizi yang baik cenderung memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi.

3. Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup sehat, seperti kebiasaan makan yang baik, pentingnya olah raga, serta cara-cara mencegah dan mengelola penyakit. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi sering dikaitkan dengan gaya hidup yang lebih sehat dan - pada gilirannya - angka harapan hidup yang lebih panjang.

Lebaran, Memaafkan, dan Rekonsiliasi
Memaafkan bukan barang murah. Sehingga, ganjarannya adalah surga. Selain tidak murah, memaafkan juga tidak mudah. Sebagaimana tidak mudahnya meminta maaf, yang butuh keberanian, ketulusan, dan penyesalan yang serius.

4. Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan ekonomi memiliki hubungan langsung dengan angka harapan hidup. Negara dengan tingkat pendapatan per kapita yang lebih tinggi umumnya dapat menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik, lingkungan hidup yang lebih bersih, dan akses yang lebih baik ke gizi yang cukup. Sebaliknya, ketimpangan ekonomi dan kemiskinan sering kali berdampak buruk pada kesehatan, karena banyak penduduk yang stres sebab masalah ekonomi dan dapat menurunkan angka harapan hidup.

5. Kondisi Lingkungan

Faktor lingkungan semisal polusi udara, air bersih, dan sanitasi yang buruk, dapat memengaruhi kesehatan masyarakat. Negara dengan lingkungan yang bersih dan sehat, serta sistem pengelolaan sampah dan air yang baik, biasanya memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Pencemaran dan paparan terhadap bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko penyakit dan memerpendek usia harapan hidup.

6. Gaya Hidup dan Perilaku Kesehatan

Gaya hidup sehat yang meliputi aktivitas fisik yang cukup, tidak merokok, menghindari alkohol berlebihan, serta manajemen stres yang baik, dapat berkontribusi pada usia panjang. Kebiasaan sehat ini mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, diabetes, dan kondisi kronis lainnya yang dapat menurunkan angka harapan hidup.

7. Faktor Genetik

Genetik atau faktor keturunan memainkan peran dalam menentukan predisposisi seseorang terhadap penyakit tertentu. Meski pun faktor genetik tidak dapat diubah, kesadaran tentang kondisi medis dalam keluarga dapat membantu dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit yang dapat memengaruhi angka harapan hidup.

Menuju Kebahagiaan Hidup
Lantas bagaimana meraih kebahagiaan? Bagaimana konsep dalam Islam untuk memeroleh kebahagiaan hakiki?

8. Perubahan Demografis dan Struktur Usia

Struktur usia populasi juga memengaruhi angka harapan hidup. Negara dengan proporsi populasi muda yang besar biasanya memiliki angka harapan hidup yang lebih rendah karena tingginya angka kematian bayi atau anak-anak. Sebaliknya, negara dengan populasi yang lebih tua mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola kesehatan lansia, meski pun mereka memiliki angka harapan hidup yang tinggi karena perawatan medis yang baik.

9. Kesehatan Maternitas dan Kelahiran

Tingkat kematian ibu saat melahirkan dan angka kematian bayi adalah indikator penting dalam mengukur kualitas layanan kesehatan di suatu negara. Negara dengan tingkat kematian ibu dan bayi yang rendah cenderung memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Perawatan prenatal yang baik dan layanan kesehatan ibu yang memadai sangat penting dalam menurunkan angka kematian.

10. Peran Kebijakan Publik

Kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan masyarakat, seperti program kesehatan masyarakat, vaksinasi, pengendalian penyakit menular, dan infrastruktur sosial, juga berperan besar dalam meningkatkan angka harapan hidup. Program-program ini membantu mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.

11. Stabilitas Sosial dan Politik

Ketidakstabilan politik, konflik atau hubungan antar sesama tidak harmonis, dan perang dapat merusak sistem kesehatan sosial dan fisik, menghancurkan infrastruktur, dan menyebabkan gangguan dalam perawatan medis. Negara yang damai karena masyarakat sangat menjaga tali persaudaraan dan stabil lebih mampu mempertahankan dan meningkatkan angka harapan hidup karena fokus pada pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

12. Kesehatan Mental

Kesehatan mental yang baik juga berperan penting dalam meningkatkan angka harapan hidup. Stres kronis, depresi, dan gangguan mental lainnya dapat memerburuk kondisi fisik dan meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, dan kondisi lainnya. Oleh karena itu, pengelolaan kesehatan mental yang efektif dapat berkontribusi pada panjangnya usia.

Dengan demikian, angka harapan hidup dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sangat beragam dan saling terkait, termasuk akses ke perawatan kesehatan yang baik, lingkungan yang sehat, kebijakan pemerintah yang mendukung kesejahteraan sosial, serta kebiasaan hidup yang sehat.

Ciri Hati Suci, Mudah Menerima Nasihat
Beberapa hal yang dapat melembutkan hati adalah perhatian terhadap orang-orang miskin dan lemah, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat mengeraskan hati semisal dosa-dosa, terlalu banyak hiburan, serta kebiasaan berlebihan dalam makan dan minum.

Analisa Hubungan Silaturrahmi dengan Dipanjangkan Umur

Nah, kemudian bagaimana hubungannya dengan ayat Allah yang menyatakan, ”Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya telah tiba, maka mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun” (QS. Al-A’raf: 34)?

Sekaitan dengan ayat tersebut, maka ditinjau dari segi tata bahasa arab bahwa pada kalimat  Faidza Ja-a, kata Ja-a adalah fi’il madhi atau bentuk kata kerja lampau artinya Apabila ajal telah datang, maka mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun”. Artinya, jika ajal belum datang maka ajal bisa ditunda dan atau dipercepat. Untuk menunda ajal, maka faktor-faktor tersebut di ataslah yang bisa memengaruhinya. Salah satu di antaranya adalah Stabilitas Sosial dan Politik. Sebab, di dalamnya telah terjalin hubungan harmonis persaudaraan antar masyarakat atau dalam bahasa agama lazim disebut dengan terjaga Silaturrahmi.

Selain dalil QS Al-A’raf:54, juga dalil sabda Nabi Muhammad saw, "Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan ingin dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia bersilaturahmi" (HR Bukhari). Dengan demikian, begitu jelas bahwa secara fakta-fakta empiris dan dalil-dalil, Islam membenarkan bahwa ajal bisa ditunda dan/atau umur bisa dipanjangkan dengan beberapa upaya, dan salah satunya adalah Silaturrahmi.

Budaya umat Islam di Indonesia, apabila datang hari raya ‘Idul Fithri, maka yang mereka lakukan adalah silaturrahmi. Yakni saling berkunjung satu dengan yang lain, bahkan sampai mengunjungi sanak famili dan handai taulan, serta saling bermaaf-maafan. Budaya seperti itu sangat perlu dilestarikan. Dan budaya itu pun sejalan dengan ajaran Islam.