Islam, Peradaban yang Mengubah Dunia

Bagaimana ajaran Islam tersebar? Mengapa penyebarannya membawa perubahan besar bagi peradaban manusia dan menjadikan manusia lebih beradab dibandingkan sebelumnya? Apa bukti-bukti sejarahnya? Berikut ini analisis historis yang akan dipaparkan.

Abad VI Masehi, Ketika Dunia dalam Kegelapan

Abad ke-6 Masehi, beberapa dekade setelah Nabi Isa AS diangkat ke langit oleh Allah Swt dari kejaran orang-orang Romawi atas tuntutan kaum Yahudi, dunia jatuh ke dalam masa kegelapan. Dari ujung barat hingga ujung timur, manusia mengalami dekadensi moral yang luar biasa dan jauh dari kata beradab. Mulai dari mengubur anak perempuan hidup-hidup, menentukan nasib dengan pengundian panah, hingga memerlakukan wanita sebagai barang, bukan sebagai manusia.

Di tengah kekacauan dunia tersebut, tepat tanggal 17 bulan Ramadhan, Allah Swt yang menciptakan langit dan bumi menurunkan ajaran yang dapat membimbing manusia agar terselamatkan dari kezaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain. Ajaran tersebut diridai oleh Allah Swt dalam QS Al Maidah ayat 3 dan dinamakan Islam. Rasul yang diutus sebagai tonggak pertama penyebaran agama itu adalah Nabi Besar Muhammad saw.

Implementasi Sabar dan Syukur Lewat Puasa
Puasa memiliki tiga tujuan utama yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Pertama, “Semoga kamu bertakwa” pada QS Al Baqarah ayat 183. Kedua, “Semoga kamu bersyukur” dalam QS Al Baqarah ayat 185. Ketiga, “Dan mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk” dalam QS Al Baqarah ayat 186.

Benar saja, dalam waktu kurang dari seribu tahun, Islam hadir mencerahkan seluruh bangsa dan umat manusia hingga saat ini. Bahkan, Michael H. Hart menempatkan Rasulullah saw sebagai orang paling berpengaruh di dunia, karena jasanya yang luar biasa dalam menyebarkan cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.

Turunnya Al Qur’an adalah Titik Balik Sejarah Umat Manusia

Allah Swt menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah saw pada 17 Ramadhan, saat beliau berusia 40 tahun. Ayat pertama yang diturunkan adalah QS Al Alaq 1-5: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Setelah turunnya ayat-ayat tersebut, Rasulullah saw mulai berdakwah kepada orang-orang terdekatnya, semisal istri beliau, Siti Khadijah RA; sepupu yang diasuhnya, Ali bin Abi Thalib; serta budaknya yang telah dimerdekakan dan menjadi anak angkat sekaligus sahabat setia, Zaid bin Haritsah. Selain itu, sahabat terdekat beliau, yang kelak menjadi khalifah pertama pasca wafatnya Rasulullah saw, yaitu Abu Bakar As-Shiddiq, juga menerima dakwah tersebut.

Awalnya, dakwah itu hanya diterima oleh segelintir orang. Namun, setelah itu pengikut Rasulullah saw semakin bertambah. Tekanan demi tekanan di Makkah pun terjadi. Hingga setelah peristiwa Isra' Mi'raj, beliau mulai merancang strategi hijrah ke Madinah.

Setelah hijrah ke Madinah, dengan pertolongan Allah Swt, Rasulullah saw dan para pengikutnya berhasil membangun kekuatan di Madinah. Hal ini membawa mereka kepada kemenangan besar dalam peristiwa Fathu Makkah, di mana kota Makkah berhasil ditaklukkan kembali tanpa pertumpahan darah.

Islam dan Perluasan Peradaban  

Setelah itu, Islam semakin berkembang, meluas hingga ke wilayah-wilayah lain semisal Thaif dalam Pertempuran Hunain. Ketika Rasulullah saw wafat, kepemimpinan dilanjutkan oleh para sahabat terdekatnya dalam periode Khulafaur Rasyidin. Dimulai dari Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, hingga Ali bin Abi Thalib. Di masa mereka, Islam terus berkembang pesat dan berhasil menaklukkan wilayah besar semisal Persia di bawah kepemimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash pada masa Khalifah Umar bin Khattab RA.

Perkembangan Islam tidak berhenti di era Khulafaur Rasyidin. Setelah perang saudara di zaman Ali bin Abi Thalib, kepemimpinan Islam diambil alih oleh Bani Umayyah. Di bawah pemerintahan mereka, Islam terus berkembang dan membawa keadilan serta kemakmuran bagi wilayah yang mereka taklukkan. Salah satu ekspansi terbesar di era ini adalah penaklukan Spanyol oleh Thariq bin Ziyad.

Setelah Bani Umayyah, kepemimpinan Islam beralih ke Bani Abbasiyah. Di era ini, Islam tidak hanya berkembang dari sisi ekspansi wilayah, tetapi juga menjadi mercu suar peradaban dunia. Masa ini dikenal sebagai Islamic Golden Age, di mana ilmu pengetahuan berkembang pesat, menghasilkan ilmuwan besar semisal Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Al-Jazari, hingga Ibnu Rusyd.  

Namun, kejayaan Bani Abbasiyah harus berakhir dengan serangan Mongol yang menghancurkan Baghdad. Peristiwa ini menjadi titik awal fragmentasi dunia Islam, di mana wilayah-wilayah Muslim terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.

Berharap Surga dari Pintu ar-Rayyan
Ibadah shaum yang kita tunaikan diharapkan mampu membawa kita kepada tujuan akhir, yaitu orang beriman yang giat bertaqwa. Di saat sama, kita juga ingin agar shaum yang kita jalankan mampu membawa kita ke surga melalui pintu khusus bagi orang yang ber-shaum, yaitu ar-Rayyan.

Kesultanan Utsmani, Cahaya Baru di Timur

Meski demikian, harapan baru muncul 200 tahun kemudian dengan bangkitnya sebuah kekhalifahan yang berhasil menyatukan kembali dunia Islam. Kesultanan tersebut adalah Kesultanan Turki Utsmani, yang kemudian menjadi pemimpin dunia Islam selama berabad-abad.

Kesultanan Utsmani membawa pencerahan bagi penduduk Konstantinopel, yang setelah berabad-abad berada di bawah kekuasaan Bizantium, akhirnya jatuh ke tangan Sultan Muhammad Al-Fatih. Penaklukan ini mengakhiri dominasi Bizantium dan membawa kemakmuran bagi kota tersebut, yang kemudian diberi nama Islambul, sebelum akhirnya diubah menjadi Istanbul oleh Mustafa Kemal Atatürk.

Selain membawa kesejahteraan di Eropa Timur, Kesultanan Utsmani juga menerapkan sistem millet, di mana setiap agama memiliki hakimnya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan internal mereka. Sistem ini mencerminkan toleransi luar biasa dalam pemerintahan Utsmani. Selain itu, sistem wakaf dan perbankan syariah yang diterapkan juga menjadi landasan kemajuan ekonomi dan sosial yang bahkan menginspirasi negara-negara Eropa.

Namun, di tengah kejayaan ini, Utsmani mengalami stagnasi. Reformasi Tanzimat, yang menjauhkan mereka dari hukum Islam, turut berkontribusi dalam kemunduran mereka. Ditambah dengan tekanan dari gerakan Zionisme dan kekalahan dalam Perang Dunia I, akhirnya di tahun 1924, Mustafa Kemal Atatürk menghapus kekhalifahan, menandai runtuhnya Kesultanan Turki Utsmani.

Islam dan Pengaruhnya terhadap Peradaban Dunia

Dari perjalanan historis Islam di berbagai dekade, kita dapat melihat bahwa kedatangan Islam benar-benar menjadi titik balik, tidak hanya bagi masyarakat Arab tetapi juga bagi dunia. Islam membawa perubahan mendasar dalam cara berpikir manusia, membuka jalan bagi kemajuan ilmu pengetahuan, ekonomi, dan sosial.

Renaissance di Eropa serta kemajuan negara-negara Barat semisal Prancis, Inggris, dan Amerika Serikat, banyak dipengaruhi oleh peradaban Islam. Budaya ilmu dan inovasi yang berkembang di dunia Islam akhirnya meresap ke peradaban mereka, menjadikan mereka pusat kemajuan dunia saat ini. Islam tidak hanya mengubah cara manusia berpikir, tetapi juga menempatkan manusia pada kedudukannya yang seharusnya: Sebagai makhluk yang beradab, bermoral, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.