Israel Beringas, Hamas Siaga Saat Hari Raya Yahudi
Anggota Biro Politik dan kepala Kantor Urusan Al-Quds gerakan perlawanan Islam (Hamas), Haroun Nasser al-Din, memeringatkan adanya kemungkinan terjadinya peningkatan serangan kepada para pemukim di Masjid Al-Aqsa ketika Hari Raya Yahudi. Segala kemungkinan rencana yang bisa saja dijalankan oleh penjajah Israel membuat mereka menekankan perlunya memperkuat gerakan dan mengintensifkan hubungan antar pihak di sana.
Nasser al-Din menjelaskan, mobilisasi dan melakukan pengawasan di Al-Aqsa adalah prioritas. Tindakan ini adalah sebuah amanah kepada semua orang yang mampu menggagalkan rencana penjajah dan pemukim Israel. Masyarakat Tepi Barat dan Al-Quds memiliki tanggung jawab yang besar untuk mempertahankan masjid yang diberkahi itu.
“Setiap orang memikul tanggung jawab historis terhadap Yerusalem dan Al-Aqsa. Mereka harus memertahankannya dengan segala cara dan senjata, serta melindunginya dari rongrongan zionis berbahaya yang mengancamnya,” tegas Haroun Nasser al-Din.
Penjajah Israel tidak berhenti mencoba memaksakan rencana pembagian ruang dan waktu jadwal pemakaian Masjid Al-Aqsa. Mereka bertujuan untuk mendapatkan kontrol penuh dan melakukan Yahudisasi melalui rencana tersebut.
Nasser al-Din memuji keteguhan dan ketabahan masyarakat Al-Quds dalam menghadapi serangan sengit yang menimpa. Dia menekankan, rakyat Palestina tidak akan menyerah dalam menghadapi pembantaian, kejahatan brutal, yang entah hingga kapan terus dilakukan oleh para Penjajah. Mereka akan berpegang teguh terhadap hak dan kewajiban atas kesucian tanah mereka hingga Israel dikalahkan.
Musim Hari Raya Yahudi
Hari Raya Yahudi akan dilaksanakan pada 3-25 Oktober 2024. Analisa Nasser al-Din menjadi jelas melalui track record kelompok-kelompok Yahudi ekstremis yang aktif dalam gerakan keagamaan Zionis menyerang Masjid Al-Aqsa. Sepanjang sejarah kebangkitannya, mereka telah menjadikan hari raya keagamaan – sesuai Alkitab atau nasionalisme Zionis – sebagai musim agresi terhadap Al-Aqsa. Dengan upaya mereka mengubah identitas Al-Aqsa dari Masjid Islam yang murni menjadi tempat suci murni bagi Yahudi dengan melewati tahapan saling berbagi.
Catatan sejarah membuktikan, telah terjadi 5 pemberontakan dan peperangan dari Gerbang Al-Aqsa, khususnya yang bertepatan dengan musim hari raya ini. Diawali dengan pembantaian Al-Aqsa pada tahun 1990, serangan melalui terowongan pada tahun 1996, Intifada Al-Aqsa tahun 2000, lalu serangan menggunakan pisau genggam pada tahun 2015, hingga Thufan Al-Aqsa yang terjadi pada 7 Oktober 2023.
Melihat kondisi Penjajah Israel yang berulang kali melakukan pembantaian di berbagai tempat dan kian masif, kemungkinan terjadinya serangan intensif sangat besar. Maka, Hamas menyatakan siaga.
(Sumber: Al-Jazeera & Hamasinfo)