Israel Serang Suriah, Penasihat Militer Iran Tewas

Kantor berita Suriah, SANA, pada Senin (3/6/2024), mengumumkan, seorang penasihat Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas dalam serangan udara Israel di Suriah. Serangan udara itu juga menyebabkan 17 orang tewas dan melukai 15 orang lainnya. SANA melaporkan, pejabat IRGC yang tewas tersebut bernama Saeed Abyar, tanpa menyebutkan pangkatnya, atau menambahkan informasi tentang identitas korban tewas dan korban luka lainnya.

Israel melancarkan serangan udara ke arah tenggara Aleppo pada Senin dini hari sekitar pukul 00:20 waktu setempat. Serangan udara Israel itu menargetkan beberapa lokasi di sekitar Aleppo. Serangan tersebut menewaskan 17 orang dan menyebabkan kerugian materiil.

Serangan itu menargetkan pabrik peleburan tembaga di dekat kota Hayyan di pedesaan barat laut Aleppo. Aktivis melaporkan bahwa serangan Israel menargetkan lokasi kelompok bersenjata yang digambarkan setia kepada Iran di kota Hayyan, demikian laporan dari sumber lokal Suriah.

Baca juga: Tiga Negara Uni Eropa Akui Negara Palestina, Israel Kian Terkucil!

Ini merupakan serangan kedua kalinya semenjak sepekan lalu. Sebelumnya, tanggal 29 Mei 2024, Israel melancarkan serangan udara di wilayah tengah Suriah dan kota pesisir Baniyas, menewaskan seorang gadis dan melukai sepuluh warga sipil. Demikian menurut laporan kantor berita Suriah.

Selama beberapa tahun terakhir, Israel telah melakukan ratusan serangan udara di Suriah sebagai bagian dari kampanye untuk mencegah Iran membangun kehadiran militernya di sana. pengaruh Teheran di sana meningkat sejak negara itu mulai mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2011.

Konflik ini mulai memanas kembali pada awal April 2024. Serangan udara Israel menargetkan konsulat Iran di Damaskus, menghancurkan sebuah gedung di kompleks kedutaan Iran dan menewaskan sejumlah perwira Iran. Termasuk seorang perwira tinggi. Lantas, serangan itu juga mendorong Teheran merespon dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menargetkan Israel.

(Sumber: Al Jazeera & TRT)