Jejak Embun yang Hilang
Seperti dedaunan yang perlahan luruh,
dan seperti hujan yang jatuh tanpa keluh,
konon katanya ...
hati tak bisa memilih kepada siapa ia akan jatuh.
Di dalam keheningan malam,
ada yang diam-diam tumbuh:
Harap-harap yang ku gantung jauh,
menari di langit senja nan teduh.
Lalu satu per satu jatuh,
seperti daun yang tak pernah tahu,
di mana akhirnya ia akan berlabuh.
Saat harap-harap itu tak kunjung mewujud nyata,
maka jiwa pun harus rela menanggung kecewa.
Betapa pun luka di hati semakin lebar menganga,
semua rasaku, tentu bukan salahnya.
Kepadaku, semesta berkata:
"Tidak semua yang tumbuh, akan bertemu tanahnya."
Aku pun hanya bisa terdiam,
menatap langit yang tak juga memberi jawaban.
Sambil bertanya kepada angin,
haruskah aku terus menunggu,
atau belajar merelakan?
Tetapi, meski pada akhirnya aku harus melepaskan,
biarkan aku menyimpan semua ini,
tanpa nama, tanpa suara.
Seperti embun yang tahu betul--
bahwa pada akhirnya, ia hanya akan hilang,
tanpa pernah sempat disentuh.