Jihad Seorang Ayah: Memberikan Makanan Halal untuk Keluarga
Memberi nafkah kepada keluarga adalah kewajiban utama seorang ayah. Namun, bukan sekadar memberi, seorang ayah juga harus memastikan bahwa nafkah tersebut benar-benar halal. Hal ini bukan hanya soal memenuhi kebutuhan, tetapi juga menjaga keberkahan dan keharmonisan rumah tangga.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang dagingnya tumbuh dari pekerjaan yang tidak halal, maka neraka pantas untuknya.”
Hadis ini dengan jelas menunjukkan betapa pentingnya memastikan bahwa sumber penghasilan seseorang adalah halal. Jika tidak, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh si ayah, tetapi juga oleh seluruh anggota keluarganya.
Nafkah haram dapat mengurangi keberkahan dalam hidup, menjadi sebab doa-doa tidak terkabul, dan bahkan menimbulkan perilaku buruk pada anak-anak, semisal kenakalan atau durhaka kepada orang tua.
Jihad seorang ayah dalam memberi nafkah halal adalah tanggung jawab besar yang harus diemban dengan penuh kesungguhan. Tidak hanya menyangkut keberkahan hidup di dunia, tetapi juga keselamatan di akhirat.
Menghina perjuangan seseorang dalam mencari nafkah halal sama saja dengan meremehkan nilai ibadah yang ia lakukan. Sebagai masyarakat, kita seharusnya mendukung, bukan mencemooh, mereka yang tengah berjuang di jalan yang benar.
Sunhaji, seorang ayah yang sedang berjuang mencari nafkah halal, menjadi bahan olok-olok dalam acara pengajian oleh Gus Miftah. Hinaan seperti itu tidak seharusnya terjadi, mengingat jihad seorang ayah untuk mencari nafkah halal adalah perjuangan yang mulia. Setiap Langkah dia adalah ibadah, dan usahanya untuk menjaga keluarganya dari hal yang haram adalah wujud nyata dari ketaatan dia kepada Allah ﷻ.
Seorang yang bertahan untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya dengan cara halal adalah pahlawan sejati dalam keluarga, dan selayaknya mendapat penghormatan, bukan hinaan.