Jurnalis Israel Beberkan Fakta Di Balik Syahidnya Anas Al-Sharif

Seorang jurnalis dan sutradara Israel, Yuval Abraham, membocorkan kebenaran yang terjadi di dalam intelijen militer penjajah Israel. Menurut dia, mereka membentuk unit khusus yang bertujuan melegitimasi operasi penargetan dan pembunuhan jurnalis di Jalur Gaza oleh tentara penjajah.

Pada Ahad (10/8/2025) waktu Gaza, dua koresponden Al-Jazeera, Anas al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh, dibunuh oleh penjajah Israel lewat bombardir drone ke tenda wartawan di dekat Rumah Sakit al-Shifa, Kota Gaza. Serangan itu juga membunuh staf Al Jazeera lainnya, Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, Moamen Aliwa, dan seorang jurnalis lepas, Mohammed al-Khalidi.

Pasca tindakan kriminal yang menyalahi perundangan internasional itu, juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, menuduh Anas al-Sharif sebagai pejuang Hamas. Klaim yang sama sebagaimana sebelumnya mengatakan bahwa Hamza al-Dahdouh – Jurnalis Al-Jazeera dari Palestina – adalah pejuang dari Gerakan Jihad Islam.

Wamenlu Norwegia: Gaza Adalah Tempat Paling Berbahaya Bagi Jurnalis
Wamenlu Norwegia, Andreas Motzfeldt Kravik, Senin (11/8/2025), menyampaikan belasungkawa kepada keluarga lima jurnalis Palestina yang syahid akibat serangan penjajah Israel ke Gaza Ahad kemarin. Menurut Kravik, kejadian itu adalah hal yang tidak dapat diterima.

Kesaksian Jurnalis Israel

Yuval Abraham, yang bekerja sebagai jurnalis di situs Israel "972", menulis dalam sebuah unggahan melalui platform X, bahwa setelah peristiwa Thufanul Aqsa, Direktorat Intelijen Militer penjajah Israel membentuk sebuah tim yang disebut “Unit Legitimasi”. Tim itu bertujuan mengumpulkan informasi yang dapat membantu “memberikan legitimasi” bagi operasi militer Israel di Gaza.

Tugas utama unit tersebut adalah mencari jurnalis Gaza yang dapat digambarkan melalui media sebagai agen rahasia dari Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).

“Setelah media dan jurnalis penjajah Israel menormalisasi pembunuhan massal, kelaparan, dan genosida – dengan mengkhianati profesi jurnalis, kini pengkhianatan itu terus berlanjut dengan tajuk utama kematian (Anas) al-Sharif. Mereka sepenuhnya menyadur pernyataan Juru Bicara Pasukan Pertahanan penjajah Israel, di mana militer menyertakan dokumen yang mengeklaim bahwa al-Sharif bergabung dengan Hamas,” terang Yuval.

Wasiat Terakhir Anas Al-Syarif, Sang Jurnalis Gaza
Like & Follow Us! Instagram : https://s.id/IgSabili Lyinkid : https://lynk.id/mediasabili YouTube : https://s.id/youtubesabili Group Whatsapp : https://s.id/wagsabili Telegram : https://s.id/telegramsabili Tiktok : https://www.tiktok.com/@media.sabili

Sutradara Israel itu menambahkan, dokumen itu hanyalah sarana. Dengan alasan yang sama mereka mendorong secara aktif untuk mencari jurnalis yang bisa diklaim sebagai anggota Hamas, menjustifikasi pembunuhan terhadap jurnalis lainnya. 

Mereka melarang media internasional masuk ke Gaza agar melihat seminimal mungkin dari kejahatan-kejahatan tersebut,” tuturnya.

(Diolah dari Berbagai Sumber)