“KAMMI DKI Jakarta Ibarat Kapal yang Karam”
Bak sebuah cerita rakyat. Cerita rakyat ini dimulai ketika tiga calon berebut kursi nakhoda Pengurus Wilayah (PW) KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) DKI Jakarta.
Akhirnya terpilih sang nakhoda. Tanpa ambisi dan kepentingan. Sujud syukur dilakukan. Sudah itu, harapan besar menanti. Semoga kapal yang dibawa sang nakhoda yang baru ini jauh lebih bermanfaat dan lebih baik dari sebelumnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, harapan itu kandas tanpa penghalang. Sang nakhoda ketiduran di anjungan kapal. Di dalam ruang komando kapal, di antara roda kemudi kapal dan peralatan navigasi untuk menentukan posisi kapal berada. Dan tak tangung-tangung, tidurnya selama setahun lebih.
Lebih dari setahun berlalu sejak organisasi ini dititipkan kepada nakhoda baru. Ia terpilih pada 25 Juni 2023. Setelah tidur panjang sang nakhoda mendapat ilham dan terbangun. Namun, bukannya jalan malah parkir di pelabuhan. Sang nakhoda bingung bagaimana menyalakan mesin, bagaimana mengoordinasi awak kapal, supaya kapal ini tetap berjalan.
Akhirnya kapal bisa dinyalakan. Muncul masalah baru. Ke manakah arah tujuan berlayar? Bagaimana agar kemudi kapal tetap stabil, tidak terombang-ambing di lautan?
Tidak ada gelombang. Tak ada halangan dan ancaman. Namun kapal masih sangat sulit untuk berlayar.
Para kader dakwah telah naik sepenuhnya. Menunggu sang nakhoda memulai kampanye dakwah. Lagi-lagi, sang nakhoda tidak berdakwah. Jabatan hanya formalitas. Urusan keumatan terbengkalai. Jiwa kritis pun punah.
Kiranya awak kapal turut membantu. Ternyata sama saja. Akhirnya ada jalan keluar, sang nakhoda memberi surat kepada awak kapal, tiba-tiba, senyap namun menggemparkan.
Surat itu sangat menabjubkan. Iya. Surat pengunduran diri. Kapal belum lagi berjalan, surat pengunduran diri nakhoda sudah dicetuskan kepada awak kapal. Tanpa memberi tahu penumpang.
Kapal KAMMI DKI Jakarta Karam sebelum berlayar. Nahas!!!
Sebagai penutup, ini nasihat dari Allah SWT yang dicantumkan dalam Al Qur’an dan belum dihapus. QS Al Anfaal ayat 27. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”