Keberkahan Ramadhan dan Mekarnya Bunga Sakura

Penulis: Widi MS (WNI di Jepang dan Kontributor sabili.id)

Sakura adalah salah satu bunga yang sangat terkenal dan menjadi bunga nasional Negara Jepang , sakura bermekaran setiap musim semi atau haru dalam bahasa Jepang. Biasanya ada di antara bulan Maret dan April.

Umur bunga sakura tidak begitu panjang, hanya sekitar satu bulan setelah bunga bermekaran, selanjutnya bunga akan berjatuhan dan berganti menjadi dedaunan yang hijau. Harus menunggu satu tahun lagi untuk bisa melihat dan menikmati keindahan bunga sakura berikutnya.

Mekarnya sakura senantiasa membawa keceriaan bagi masyarakat di Jepang. Tradisi hanami yaitu melihat, bermain dan berkumpul dibawah pohon sakura sambil menikmati keindahan bunga sakura rutin dilakukan setiap tahunnya.

Ilustrasi Keindahan Bunga Sakura di Jepang oleh Widi MS / Sabili.id

Hanami menjadi salah satu sarana “healing” untuk melepas penat atau stres dengan rutinitas kerja yang sangat padat di Jepang

Umat Islam di seluruh penjuru dunia saat ini sedang bersuka cita dengan kedatangan bulan suci Ramadhan. Bulan yang penuh berkah dan ampunan ini selalu menjadi bulan yang dinantikan setiap Muslim.

Tidak terkecuali muslim di Jepang, Meskipun menjadi minoritas di negeri matahari terbit ini, tetapi muslim di Jepang pun tetap bisa menyambut dengan penuh suka cita dan melaksanakan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan

Yang lebih istimewa di tahun ini, hadirnya bulan Ramadhan bertepatan dengan mekarnya bunga sakura di seluruh penjuru Jepang. Keindahan bunga sakura menambah kelengkapan dan keistimewaan bulan Ramadhan. Muslim di Jepang bisa berpuasa sambil menikmati dan mensyukuri segala keindahan alam yang Allah ﷻ berikan.

Di Ramadhan kali ini, tradisi “ngabuburit” di Indonesia bisa digabung dengan tradisi hanami di Jepang, sembari menunggu waktu buka puasa sambil menikmati keidahan bunga sakura. Bisa juga diisi dengan tilawah atau dzikir petang. Bahkan bersilaturahim dengan kerabat atau teman di bawah pohon sakura pun bisa menjadi pilihan mengisi waktu dengan hal bermanfaat di bulan Ramadhan.

Di Jepang sendiri sudah banyak sekali berdiri masjid di berbagai kota, pada Bulan Ramadhan sama halnya dengan di Indonesia, masjid-masjid di Jepang pun ramai di penuhi umat muslim dari berbagai negara, pengurus masjid biasa menyiapkan ta’jil dan iftar, shalat tarawih berjamaah, serta kegiatan Islam lainnya.

Di sepuluh malam terakhir Ramadhan, masjid-masjid di Jepang pun dibuka untuk i’tikaf. Banyak jamaah yang bermalam dan mengisi malam dengan berbagai ibadah, berharap bertemu lailatur qadr dan medapat pahala berlipat ganda dari Allah ﷻ.

Menjadi minoritas muslim di Jepang bukanlah hambatan untuk bisa beribadah dan memaksimalkan amalan amalan di bulan Ramadhan, dimanapun kita berada kesempatan untuk bertaqwa kepada Allah ﷻ dan berusaha untuk menjadi hamba terbaik-Nya pastilah selalu ada. semuanya kembali kepada niat dan usaha kita masing-masing.