Kehidupan Para Syuhada Setelah Gugur dalam Jihad

وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ ۝١٥٤

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, mati; bahkan mereka sebenarnya hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” – QS. 2:154

Kematian sangat menyeramkan bagi setiap orang, tapi tidak bagi syuhada. Bagi mereka, kematian adalah nikmat yang besar. Sebab mereka tidak memandang syahid sebagai kematian belaka, tapi justru pintu kehidupan baru. Dan mereka yang syahid di medan perang sebagian besar memiliki kebersihan jiwa dan kesucian ruh.

Para syuhada tidak dapat dikategorikan mati, tetapi mereka tetap hidup dan semakin tenang di sisi Allah. Bahkan mereka ingin kembali ke dunia untuk merasakan syahid yang kedua kali. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Tidak satupun orang telah mati, padahal dia telah memperoleh pahala yang menggembirakan di sisi Allah, ingin kembali ke dunia sekalipun dunia dan seluruh isinya diberikan padanya, kecuali orang yang syahid. Orang syahid itu ingin kembali ke dunia, karena dia Ingin sekali lagi merasakan sebagai syuhada, karena ia telah melihat dan merasakan bagaimana mulianya menjadi Syahid.” -- HR. Muslim

Begitu nikmatnya mati syahid. Betapa tidak, tak ada penghalang antara mereka dan surga. Ruh para syuhada ditempatkan di dalam dada burung yang transparan sehingga mereka dapat melihat dan menikmati indahnya taman di surga.

Banyak orang menginginkan kenikmatan hidup di dunia, sehingga seakan tak mau meninggalkannya. Padahal hakikat kehidupan akhirat tidak dapat dijangkau dengan mata kepala. Manusia cuma dapat mengetahui kehidupan awal, lahir, muda, tua kemudian lenyap. Dan lenyapnya seseorang dari dunia ini lazim disebut mati.

Mencari Obat di Gua Hira
Ketika hampir waktunya Muhammad saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul, beliau gemar ber-khalwat (menyepi) di puncak Jabbal Nur, yaitu di Gua Hira.

Syahid, kematian yang diperoleh dalam perang membela kebenaran (Islam), akan memberi bekas dan pengaruh terhadap orang yang ditinggalkannya, baik dalam bentuk pikiran maupun warna darahnya. Dan bagaimana kita mengatakan mereka mati, padahal para syuhada selalu memberikan pertolongan pada orang-orang beriman dalam meringankan beban kehidupanya. Oleh karena itu Allah menegaskan di akhir ayat "mereka itu hidup tapi kamu tidak menyadarinya." Dan sebagai penegasan di surat lain menyatakan:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًاۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ ۝١٦٩

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati: bahkan mereka itu hidup disisi Rabbnya dengan mendapat rezeki." – QS.3:169

Pengertian hidup pada ayat di atas, adalah hidup di alam lain. Di sana mereka mendapat berbagai macam kenikmatan dari Allah, dan hanya Allah yang mengetahui model hidup mereka. Dalam surah Ali Imran dijelaskan betapa mereka bergembira hidup di sisi-Nya dengan limpahan karunia.

فَرِحِيۡنَ بِمَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ ۙ وَيَسۡتَبۡشِرُوۡنَ بِالَّذِيۡنَ لَمۡ يَلۡحَقُوۡا بِهِمۡ مِّنۡ خَلۡفِهِمۡۙ اَ لَّا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُوۡنَۘ
يَسۡتَبۡشِرُوۡنَ بِنِعۡمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ وَفَضۡلٍۙ وَّاَنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيۡعُ اَجۡرَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ  ۛۚ

"Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka merasa gembira terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Mereka bergembira dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah SWT, bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang- orang yang beriman." – QS. 3:170-171

Meskipun berada dalam suasana gembira, mereka masih ingat pada saudara-saudaranya di dunia. Mereka berharap agar saudaranya di dunia dapat mengikuti jejak perjuangan mereka dalam mencapai syahid. Allah menyeru orang mukmin untuk berjihad mengikuti jejak saudaranya yang telah syahid.

Bersih Itu Indah
Membersihkan mentalitas para pelaksana negara semestinya mendahului program kebersihan kota. Seiring dengan itu, penghargaan kepada mereka yang bermental bersih itu selayaknya pula lebih tinggi dan monumental.

"Hai orang-orang yang beriman, maukah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman pada Allah dan Rasul- Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya.  Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, dan memasukkanmu ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar." -- QS. 61:10-12

Keutamaan Jihad

Allah telah menjanjikan ganjaran dan pahala bagi siapa yang berjihad di jalan-Nya. Bila mereka kembali dari medan laga akan mendapatkan penghormatan dan kemuliaan, serta mendapat ghanimah (rampasan perang). Dan jika ia gugur dalam medan jihad maka kemenangan yang sangat besar diperolehnya dan segala dosa- nya terampuni. Rasulullah menjelaskan hal itu lewat haditsnya.

Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah bersabda: "Allah telah menjamin bagi orang yang berjuang untuk menegak- kan agama-Ku, dan karena iman kepada-Ku, serta percaya pada Rasul-Ku, dengan surga, atau jika ia kembali ke rumahnya, akan membawa kemenangan berupa pahala dan harta rampasan." -- HR. Muslim

Dari Abu Qatadah ra. berkata: Pada suatu ketika Rasulullah SAW berdiri di hadapan para sahabat, lalu bersabda: "Sesungguhnya jihad fi sabilillah serta iman kepada Allah adalah amal yang paling utama." Berdiri seorang laki-laki seraya bertanya" Ya, Rasulullah! Bagaimana jika aku tewas dalam jihad fi sabilillah terhapuskah dosa-dosaku?" Bersabda Rasulullah SAW: "Terhapus, jika engkau tewas, sedang engkau sabar dan ikhlas karena Allah." (HR. Muslim) Demikianlah ayat-ayat Al- Qur'an dan hadits-hadits melukiskan limpahan karunia dan rahmat bagi orang yang syahid.

Wallahu a'lam bish shawab.

Artikel ini disadur dari Majalah Sabili No. 06/Th. V 6-19 November 1992