Ketegangan Di Tepi Barat Meningkat: Beberapa Warga Sipil Dibunuh oleh Pasukan Israel

Ketegangan di Tepi Barat yang diduduki oleh penjajah Israel terus meningkat dengan serangkaian penembakan. Dilansir dari laman Aljazeera.com, setidaknya 11 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat. Menurut kementerian kesehatan Palestina hal ini terjadi di tengah protes terhadap berlanjutnya pembombardiran oleh Israel di Jalur Gaza yang terkepung.

Protes terjadi di kota-kota di seluruh wilayah yang diduduki Israel pada hari Jumat, termasuk Ramallah, Tulkarem, Nablus dan Hebron, beberapa jam setelah Israel memerintahkan penduduk di Gaza utara untuk meninggalkan rumah mereka menjelang invasi darat yang diperkirakan akan terjadi.

Kantor berita Agence France-Presse (AFP) melaporkan bahwa setidaknya tiga orang tewas di kota Tulkarem, dan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun tewas di Beit Furik, dekat Nablus. Kantor berita German Press Agency (DPA) melaporkan bahwa pemukim Israel, bersama tentaranya mengambil bagian dalam beberapa konfrontasi dengan pengunjuk rasa Palestina.

Di negara tetangga Yordania, polisi antihuru-hara membubarkan unjuk rasa pro-Palestina ketika mereka mencoba bergerak menuju perbatasan dengan Tepi Barat. Yordania dan Mesir telah menyatakan kekhawatirannya terhadap eskalasi yang lebih besar, di mana hal tersebut dapat menimbulkan efek destabilisasi di negara mereka sendiri dan di seluruh kawasan.

Kairo pada hari Jumat menolak permintaan Israel agar lebih dari satu juta penduduk Gaza utara pindah ke selatan, hal tersebut ditengarai atas kekhawatiran gelombang besar pengungsi melintasi perbatasan yang dijaga ketat untuk masuk ke wilayahnya.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan tindakan tersebut “merupakan pelanggaran berat terhadap aturan hukum kemanusiaan internasional, dan akan membahayakan nyawa lebih dari satu juta warga Palestina dan keluarga mereka jika tetap berada di tempat terbuka tanpa perlindungan.”

(Sumber: Aljazeera.com)