Ketua Umum MUI Serukan Seluruh Elemen Bangsa Rajut Kembali Silaturahim Pasca Pemilu
Pemilu 2024 telah usai. Hasilnya telah disahkan. Kini saatnya segenap elemen bangsa Indonesia kembali merajut tali silaturahim setelah pelaksanaan Pemilu 2024. Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar, menyerukan hal itu saat menyampaikan kata sambutan dalam acara Halalbihalal MUI 2024 di Jakarta, Selasa (7/5/2024).
Sejumlah tokoh bangsa hadir dalam halalbihalal MUI 2024. Di antaranya adalah Wakil Presiden RI, KH Ma’roef Amin; Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutisno; Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, M. Jusuf Kalla; Menkopolhukam RI, Hadi Tjahjanto; Mendagri, Tito Karnavian; Menteri PPPA, Bintang Puspa Yoga; Gubernur BI, Perry Warjiyo; Ketua OJK, Mahendra Siregar; dan Ketua Baznas, Prof. Noor Achmad. Juga hadir para pemimpin MUI serta Ormas Islam.
Kiai Anwar mengatakan, kegiatan halalbihalal MUI bukan hanya bertujuan untuk menguatkan silaturahim dan mengingatkan pentingnya saling memaafkan di antara kita. Melainkan juga untuk menyudahi adanya polarisasi saat berlangsungnya kontestasi pada Pemilu 2024. Sehingga, Kiai Anwar pun mengajak seluruh warga bangsa Indonesia untuk saling bergandengan tangan dan bersatu padu untuk menyongsong Indonesia maju di masa yang akan datang.
“Halalbihalal ini seperti sila ketiga Pancasila, yakni ‘Persatuan Indonesia’. Persatuan Indonesia adalah program penting bagi bangsa dan negara ini untuk melangkahkan kakinya menuju Indonesia yang lebih baik,” kata Kiai Anwar.
KH Anwar Iskandar menekankan, acara halal bihalal 2024 yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menjadi momentum untuk merekatkan persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan bangsa penting direkatkan untuk memantapkan stabilitas nasional. Sebab, menurut KH Anwar Iskandar, stabilitas nasional merupakan modal penting bagi negara ini menuju Indonesia yang lebih baik.
Baca juga: Kata Profesor Rokhmin Dahuri, Kaum Kapitalis Non Muslim Maunya Kita Tetap Miskin
Ketua Umum MUI pun menegaskan, kini tidak ada lagi persaingan antara 01, 02, dan 03. Yang ada saat ini adalah, apa pun latar belakang politik dan kepentingannya, semua warga Indonesia bergandengan tangan dan bersama-sama melangkah menyongsong masa depan Indonesia yang cerah. Kiai Anwar juga mengajak seluruh warga bangsa Indonesia untuk menyambut hari esok penuh rasa optimisme dengan mengharap ridha Allah SWT.
“Marilah seluruh warga bangsa ini menatap hari esok dengan optimis atas ridha Allah SWT. Asalkan kita bersatu, insya Allah kita berhasil,” ajak Kiai Anwar Iskandar.
Lebih lanjut, Kiai Anwar menyampaikan posisi MUI sebagai mitra pemerintah atau shodiqul hukumah. Posisi tersebut diiringi dengan prinsip-prinsip saling menolong (ta’awun), menyayangi (tahabub), memaafkan (ta’afuf), dan memberi maslahah atau kebaikan dan kemanfaatan (tashaluh).
“Ini platform yang dimiliki MUI dalam bekerja untuk melaksanakan tanggung jawab (masuliyah) menjaga agama, NKRI, serta menjaga, mengayomi, dan membimbing umat,” ungkapnya.
Kiai Anwar menegaskan kembali, MUI siap berdiri di belakang pemerintah dan mendukung pemerintah. Hal itu apabila pemerintah memiliki komitmen memberikan pelayanan kepada rakyat melalui program-program yang bermanfaat.
Di kesempatan itu, Ketua Panitia Pelaksana Halalbihalal 2024 MUI, KH M Cholil Nafis, mengatakan, tidak hanya mengundang tokoh bangsa, di dalam halalbihalal ini MUI juga turut mengundang tokoh lintas iman. Kiai Cholil Nafis pun mengatakan, pertemuan berbagai tokoh dalam satu wadah pasca pemilu ini dapat menjadi momentum untuk kian mengeratkan persatuan bangsa.
Baca juga: Taushiyah Kebangsaan Jimly Asshiddiqie Singgung Soal Adab dalam Berdemokrasi
“Kami undang sejumlah tokoh lintas iman sebagai bentuk toleransi antar umat beragama. Sebab, untuk membangun bangsa tidak bisa dilakukan sendirian. Harus ada kehadiran dari seluruh komponen bangsa,” kata kiai yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Bidang Dakwah dan Ukhwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.
Kiai Cholil menambahkan, puasa satu bulan Ramadan memang hanya diwajibkan bagi umat Islam. Tetapi, proses halalbihalal tidak hanya berlaku bagi umat Islam. Sebab, kegiatan saling memaafkan bukan hanya untuk kepentingan salah satu umat beragama saja. Tetapi juga untuk kepentingan seluruh elemen bangsa. Menurut kiai yang juga Rais Syuriah PBNU itu, sebagai umat yang beragama dan dalam naungan bangsa yang satu, halalbihalal menjadi momen yang penting bagi seluruh bangsa Indonesia.
“Kita ingin saling memaafkan antar sesama. Kita juga ingin menyampaikan kepada publik bahwa kita mendahulukan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi atau golongan sendiri,” kata kiai kelahiran Sampang, Madura, 1 Juni 1975, itu pula.