KH Nonop Hanafi Tunjukkan Empat Korelasi Seorang Muslim dengan Baitul Maqdis
Adalah penting bagi seorang muslim untuk tahu tentang Baitul Maqdis. Sebab, umat Islam memiliki korelasi kuat atas hubungan dengan Baitul Maqdis. Setidaknya, ada empat korelasi atas hubungan seorang muslim dengan Baitul Maqdis.
Pembina Baitul Maqdis Institute, KH Nonop Hanafi, mengatakan hal itu dalam Opening Ceremonial Baitul Maqdis Camp 2025, di Masjid Al Furqon, Kompleks Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2025.
“Penting bagi kita untuk mengetahui apa itu Baitul Maqdis dan memahami korelasi hubungan kita sebagai muslim dengan Baitul Maqdis,” katanya.
KH Nonop lantas menguraikan empat korelasi atas hubungan seorang muslim dengan Baitul Maqdis. Pertama, Baitul Maqdis adalah identitas keagungan Islam dan kaum muslimin.
“Yang pertama, Baitul Maqdis itu adalah identitas keagungan Islam dan kaum muslimin. Jadi, jika kondisi Baitul Maqdis terhina, itu menunjukkan kondisi umat Islam sedang terhina. Jika Baitul Maqdis dalam posisi agung dan mulia di bawah kendali, itu menunjukkan kondisi Izzah Islam itu dalam kondisi mulia,” jelas KH Nonop. “Kita ketahui bersama, saat ini Baitul Maqdis dalam kendali zionis laknatullah. Hal itu menunjukkan, kondisi umat Islam dalam keadaan terpecah belah,” tambahnya.
Kedua, lanjut KH Nonop, Baitul Maqdis adalah cerminan kaum muslimin. Kondisi umat Islam terefleksikan dari kondisi Baitul Maqdis.
“Yang kedua, kondisi Baitul Maqdis adalah cerminan kaum muslimin. Baitul Maqdis hari ini, seperti yang kita ketahui bersama, yang menjadi penjaga posnya adalah mujahidin, terutama yang dikomandani oleh Al Muqawwamah Al Islamiyyah dan mampu mengalahkan musuh. Ini membuktikan bahwa umat Islam masih mempunyai harga diri dan konsistensi yang diwakili Hamas dan mujahidin di Palestina,” urai KH Nonop. “Semangat para mujahid Palestina harus mampu kita hadirkan saat ini,” tegasnya.
Ketiga, kata KH Nonop, Baitul Maqdis membutuhkan orang-orang Islam yang peduli. Sedangkan umat Islam membutuhkan Baitul Maqdis sebagai pemersatu.
“Yang ketiga, Baitul Maqdis itu membutuhkan orang-orang Islam yang punya peduli, punya nurani, punya semangat juang. Orang-orang Islam butuh terhadap Baitul Maqdis. Karena Baitul Maqdis dapat menjadi alat pemersatu umat,” ucapnya.
Keempat, persoalan di Baitul Maqdis itu bukan problematika lokal, tetapi problematika global. KH Nonop menegaskan, hal inilah yang kita pahami betul.
“Yang keempat yang perlu dipahami, Baitul Maqdis itu bukan problematika lokal, tetapi Baitul Maqdis adalah problematika global. Konsekuensinya jika kaum muslim menganggap bahwa Baitul Maqdis adalah problematika lokal, maka banyak orang Islam yang skeptis memandang tentang Baitul Maqdis. ‘Itu kan urusan Palestina, urusan kita ya urusan kita saja,’ begitulah kata mereka. Hal ini terjadi dari salah kaprah dalam memahami tentang problematika yang terjadi di Baitul Maqdis,” pungkasnya.
Kegiatan Baitul Maqdis Camp 2025 sendiri akan berlangsung tiga hari, Jumat-Ahad, 24 - 26 Januari 2025, dengan tiga agenda utama, yaitu kajian dan wawasan tentang Baitul Maqdis; diskusi dan motivasi tentang Baitul Maqdis; dan tadabbur ayat-ayat Baitul Maqdis. Mengangkat tema “Bersama Pemuda, Mewujudkan Roadmap Nubuwah untuk Pembebasan Baitul Maqdis”, kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh publik sebagai narasumber. Di antaranya adalah Wakil Menlu RI, M. Anis Matta; Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid; dan Anggota Komisi X DPR RI, Himmatul Aliyah.