Kisah Perjuangan Penjual Daun Mint di Gaza
Tidak ada habisnya kisah perjuangan dari warga Gaza di tengah situasi sulit yang melanda Gaza akibat agresi militer penjajah Israel. Salah satunya adalah Muhammad Tiblu. Dahulu, ia adalah seorang nelayan yang bergantung pada laut untuk penghidupannya. Namun, serangan-serangan yang menghancurkan infrastruktur, termasuk perahu-perahu nelayan, memaksa dia mencari cara lain untuk bertahan hidup. Kini, ia menjual daun mint.
Setiap pagi, tepat pukul enam, Muhammad Tiblu memulai harinya. Ia membeli sekantong daun mint, lalu menjual daun mint itu dengan cara berkeliling dari tenda ke tenda pengungsian di wilayah Khan Yunis untuk menawarkan dagangannya. Namun, yang menarik perhatian bukan hanya mint yang ia jual, melainkan suara merdu Muhammad saat melantunkan syair.
Ketika orang-orang mendengar suaranya, mereka sering kali berkata, “Demi Allah, kami tidak butuh mint.” Tetapi mereka tetap membeli mint darinya. Bukan karena kebutuhan, melainkan karena syair-syair yang dilantunkan Muhammad itu membawa kebahagiaan buat mereka.
“Kami mengambil dari kamu daun mint karena syair indah dan merdu yang kamu lantunkan dan membuat kami bahagia,” kata mereka.
Muhammad tidak melihat pekerjaannya sebagai sesuatu yang tragis atau penuh kesedihan, meski pun di tengah situasi Gaza yang serba terbatas. Bagi dia, melantunkan syair dan menjual daun mint adalah caranya untuk menyebarkan kebahagiaan sekaligus mencari nafkah. Muhammad Tiblu pun berharap, suatu saat nanti bisa menjual daun mint di rumah-rumah warga, bukan di depan tenda-tenda pengungsian.
“Setiap hari sebelum tidur, saya berkata kepada diri sendiri, 'Besok pagi saya akan pergi menjual’. Dan saya akan melantunkan syair di depan rumah-rumah orang, bukan di depan tenda-tenda pengungsian, dan bukan dalam situasi bencana,” ungkapnya dengan penuh harap.
Kisah Muhammad Tiblu adalah pengingat, bahwa di tengah keterbatasan, selalu ada cara untuk bertahan dan membawa kebahagiaan bagi orang lain. Ia bukan hanya menjual daun mint, tetapi juga menyebarkan harapan dan kebahagiaan kepada masyarakat Gaza.
(Sumber: Al Jazeera Mubasher)