Korban Warga Palestina Kian Banyak, Arab Saudi Selenggarakan KTT Luar Biasa
Arab Saudi menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan KTT Luar Biasa Liga Arab, di Riyadh, pada Sabtu, 11 November 2023. Ini adalah upaya menyatukan posisi bersama untuk menghentikan perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, sebelum terjadi kerusakan yang lebih berbahaya ke daerah lain.
Di dalam Konferensi itu, hadir pemimpin dari negara-negara Arab dan Islam. Di antaranya, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Ibrahim Raisi dari Iran, Recep Tayyip Erdoğan dari Turki, dan Abdel Fattah El-Sisi dari Mesir. Turut hadir pula Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Pada pembukaan KTT tersebut, putra mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman, menyatakan, korban dari Palestina atas serangan Israel semenjak tanggal 7 Oktober lalu adalah 11.078 orang syahid dan sekitar 4.078 di antaranya adalah anak-anak. Data itu bersumber dari Kementerian Kesehatan Hamas, pada Jumat, 10 November 2023.
“Hentikan segera penyerangan ini dan izinkan bantuan-bantuan masuk ke Gaza!” seru Muhammad bin Salman.
Di acara yang sama, Sekretaris Jenderal Liga Arab ke-8, Ahmed Aboul Gheit, menyampaikan, memberhentikan penyerangan Israel adalah prioritas utama dari beberapa upaya lainnya. Negara-negara Arab telah setuju untuk menolak pengusiran warga palestina dari Al-Quds dan Tepi Barat, apa pun yang terjadi ke depannya.
Baca Juga : KTT Arab-Islam Menyerukan untuk Menghentikan Blokade di Gaza dan Mendesak Masuknya Bantuan Kemanusiaan
Sedangkan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, di kesempatan itu turut menyatakan, “Perang ini seperti pembantaian bagi bangsa kami. Di kawasan Al-Quds dan Tepi Barat, setiap harinya ada pembunuhan, baik dari tentara Israel maupun penduduk.”
Abbas pun menuntut pertanggung jawaban atas pembantaian setiap warga Palestina yang dilakukan Israel. “Dan adalah tanggung jawab kita untuk memberikan keselamatan bagi rakyat Palestina,” katanya.
Ia lantas meminta kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghentikan konflik ini, memberikan bantuan kepada rakyat Palestina, dan melarang rakyat Palestina untuk meninggalkan tanahnya. Secara tegas juga untuk melindungi negaranya dan mengusir penjajah Israel.
Sedangkan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan, menyatakan, hendaknya ada perjanjian dan upaya mencari solusi yang berlaku selamanya antara Palestina dan Israel dalam menghadapi konflik ini. “Kami tidak ingin peperangan ini berhenti selama beberapa jam saja, tetapi kami ingin selamanya,” ucap Erdoğan.
(Sumber: al-hurra.com)