Light Art VR: Ya Allah... Mekah di Hadapanku!

Dunia teknologi saat ini memang unik. Terbaru datang dari alat realitas maya, disebut headset VR (virtual reality). Tekonologi ini terbilang sangat unik dan berbahaya. Bagaimana tidak? Dilansir VICE, headset VR ini mampu membunuh penggunanya di kehidupan nyata bila kalah saat bermain game.

Ide untuk mengikat kehidupan nyata Anda ke avatar virtual, memaksa orang memikirkan kembali bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia virtual dan para pemain di dalamnya.

Grafis yang diperbesar membuat game terlihat lebih nyata setiap orang dalam permainan. Teknologi yang mampu menghadirkan suasana 3 dimensi dan membuat seseorang seolah berada dalam dunia tersebut.

Seiring berakhirnya Piala Dunia Sepak Bola di Negara Islam Qatar, sejak awal pertandingan pelayanan negara terhadap Wisatawan maupun penggemar Sepak Bola luar negeri, menuai banyak pujian karena menampilkan sosok negara dengan wajah Islam yang damai dan ramah. Sehingga menggugah banyak tamu memeluk Agama Islam.

Kini Qatar menawarkan teknologi VR, disebut Light Art VR, menampilkan sisi dampak positif penggunaaan teknologi  dunia Metaverse dalam menda'wahkan Islam.

Semua orang, termasuk Non Muslim bisa merasakan pengalaman dan napak tilas perjalanan hidup Rosulullah SAW, yang situsnya sebagian besar berada di dua kota suci (haramain) Saudi Arabia. Semua orang, termasuk non Muslim pun bisa menikmati dan berada 'didalam' dua Kota Suci, Makkah dan Madinah. Tak heran banyak dari mereka yang kemudian memeluk Islam.

Seperti diketahui, untuk menjaga kesucian beribadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Saudi melarang non muslim memasuki dua tempat suci tersebut. Namun berkat kecanggihan teknologi, mereka kini bisa merasakan pengalaman berada di tempat itu.

Sebuah perusahaan pembuat konten bernama Light Art VR, memanfaatkan teknologi VR untuk menghadirkan pengalaman khusus tersebut. Didirikan oleh dua anak muda Qatar, Faheem Aref dan Muhammad Bayazid. "Cerita  indah yang harus diceritakan, misalnya kisah Mekah, Islam, Hijrah, Isra Mi'raj. Kita mendengar kisah ini tetapi tidak menghayatinya. Dan disini kita punya kesempatan untuk merasakan gerakan, mencium aroma Ka'bah, merasakan angin serta pergerakannya. Merupakan pengalaman yang sangat menghibur bagi keluarga, anak-anak dan semua orang," kata Muhammad Bayazid.

Banyak komentar mereka yang telah mencoba Light Art VR, menakjubkan dan sungguh luar biasa, berjalan mengikuti tradisi orang lain, membuka jalan bagi seluruh budaya. "Saya merasa seperti melayang masuk ke Ka'bah. Owh...Tidak semua orang bisa masuk kesini, tapi saya malah bisa masuk," tutur seorang pelancong yang sempat mencoba VR buatan dua pemuda terebut.

Komentar lain dari para wisatawan, sebelum menonton VR ini, berpikir bahwa muslim itu jahat. Ternyata tidak seperti kata orang-orang. Bahwa setiap orang harus bersujud dan hanya ada satu Tuhan. Tidak sedikit pelancong yang meneteskan air mata karena indahnya Islam.

Jadi dengan teknologi ini, orang tidak hanya bisa merasakan pengalaman berada di situs suci umat Islam, namun juga membawa mereka kembali ke masa kenabian 1400 tahun lalu. Serasa nyata ketika perjalanan mengulang waktu ke Mekah, menghindari batuan yang jatuh dan melihat sekeliling kemegahan Ka'bah.

Maka bagi mereka yang tidak bisa pergi ke Mekah dan Madinah, serta tidak mungkin kembali ke masa lalu, hal terbaik adalah menggunakan Light Art VR menuju perjalanan ke Mekah. Wisatawan Jepang, mereka tertarik pada Agama umat Islam setelah menonton VR.

Beda lagi dengan para siswa, teknologi tersebut menjadi media pembelajaran, mengaku sangat bersemangat. Mereka sering mendengar atau membaca cerita tentang sejarah Nabi Muhammad dan Masjid Al-Aqso. Kini, tidak hanya tahu tapi merasakan bagaimana penderitaan Rasulullah Muhammad SAW, bahkan terlibat dalam peristiwa itu sendiri.

Bagaimana murid terlibat ketika Rasulullah menerima wahyu pertama, atau ketika orang Thaif melempari dengan batu, benar-benar merasan kesakitan yang diderita Nabi Muhammad.

Bagi Umat Islam ini adalah terobosan yang dapat mengobati kerinduan yang belum pernah merasakan pengalaman ke tanah suci. Dituturkan oleh yang pernah berada dalam VR tersebut momen terbaik adalah ketika di Gua Hira, dimana Nabi Muhammad merenung, aroma debunya Mekah, dan semuanya, sambil menahan tangis.

Qatar cukup radikal memanfaatkan peluang teknologi VR ini untuk berda'wah. VR bukan sebatas permainan game yang mampu membunuh pemainnya dalam dunia nyata. Tetapi Light Art VR merasakan jantung terus berdebar manakala Rasulullah didera cobaan dan penderitaan.

Teknologi VR akan semakin variatif penggunaannya ke depan. Sangat memungkinkan penggunaan teknologi VR membuat orang yang ingin saling mengunjungi tidak harus meninggalkan rumah masing-masing. Selain itu, untuk menikmati film 3D ini akan semakin terasa realistis.

Wah, seru bukan!?