London yang Kolaboratif dan Komunitas Muslim
Ketika sebuah kebijakan diimplementasikan untuk melindungi suatu komunitas, pertanyaan yang muncul adalah, apakah ini murni perlindungan atau ada agenda yang lebih besar? Nah, di dalam konteks Inggris, terutama di London dan Northamptonshire, pemerintah di sana menunjukkan langkah nyata dalam mendukung komunitas Muslim melalui pendanaan program safeguarding di masjid-masjid. Langkah ini menarik perhatian, mengingat dinamika hubungan Muslim dengan negara serta persepsi publik terhadap keberadaan Islam di Inggris selama ini.
Sebagaimana dimuat dalam Artikel “Commissioner funds safeguarding course for mosques” yang ditulis oleh Martin Heath, di BBC News, 5 Februari 2025, program safeguarding yang didanai oleh kantor Police, Fire, and Crime Commissioner (PFCC) Northamptonshire melibatkan 13 masjid dalam pelatihan yang bertujuan untuk memerkuat perlindungan terhadap anak-anak dan orang dewasa rentan. Pelatihan itu dipimpin oleh perwira senior kepolisian dan dihadiri oleh designated safeguarding leads (DSL) dari tiap-tiap masjid. Langkah ini mendapat apresiasi dari Northamptonshire Council of Mosques yang menilai inisiatif ini penting untuk meningkatkan kapasitas pemimpin masjid dalam menangani isu-isu perlindungan komunitas mereka.
Implikasi dari program itu dapat ditinjau dari berbagai perspektif. Di satu sisi, hal itu menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan tempat ibadah sebagai ruang yang aman bagi komunitas Muslim. Namun, di sisi lain, hal itu juga bisa dibaca sebagai bagian dari strategi lebih luas dalam membentuk integrasi sosial Muslim di Inggris. Dengan meningkatnya isu Islamofobia dan tantangan keamanan nasional, program ini bisa menjadi instrumen bagi pemerintah untuk membangun kepercayaan serta memerkuat komunikasi dengan komunitas Muslim.
Secara demografis, Muslim di Inggris terutama terkonsentrasi di kota-kota besar semisal London, Birmingham, dan Manchester. London sendiri memiliki lebih dari satu juta Muslim dan ratusan masjid, termasuk Masjid Timur London dan Masjid Sentral London yang memiliki peran signifikan dalam komunitas. Keberadaan pemimpin Muslim dalam struktur pemerintahan, semisal Walikota London, Sadiq Khan, juga menjadi cermin perkembangan keterlibatan Muslim dalam ranah politik Inggris.
Pemerintah Inggris, terutama di London, dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pendekatan yang lebih inklusif terhadap komunitas Muslim. Program-program bantuan sosial, pendanaan proyek komunitas, serta keterlibatan Muslim dalam peran kepemimpinan, menjadi indikator positif yang perlu dicatat. Dukungan ini mencerminkan pergeseran kebijakan yang lebih progresif, bertujuan membangun harmoni social, dan mengurangi potensi ketegangan yang mungkin timbul akibat stereotip negatif terhadap Muslim.
Namun, masih ada tantangan besar yang dihadapi komunitas Muslim di Inggris. Stigma terkait keamanan, kebijakan kontra-ekstremisme semisal Prevent serta diskriminasi sosial di beberapa sektor, tetap menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, inisiatif safeguarding ini tidak hanya sekadar program pelatihan, tetapi juga harus menjadi bagian dari pendekatan lebih luas dalam memerjuangkan hak dan kesetaraan bagi komunitas Muslim di Inggris.
Pelajaran yang dapat diambil dari program ini adalah pentingnya kolaborasi antara komunitas Muslim dengan pemerintah dalam membangun lingkungan yang lebih inklusif dan aman. Model seperti ini bisa menjadi contoh bagi negara lain dalam menangani isu perlindungan dan integrasi komunitas Muslim di dalam masyarakat yang lebih luas.
Dengan semakin banyaknya dukungan bagi komunitas Muslim, langkah-langkah seperti program safeguarding ini harus terus diperkuat agar Muslim di Inggris dapat hidup dengan rasa aman, berdaya, dan berkontribusi secara maksimal dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik negara.