Luncurkan Buku Karya 50 Penulis Cilik, ODTW Kembali Meriahkan Literasi
Komunitas ODTW (One Day to Write) kembali menggelar launching buku antologi terbaru. Peluncuran buku terbaru mereka dikemas dalam rangkaian acara bertajuk “Gebyar Literasi Best2Write” yang berlangsung tiga hari, 21 - 23 Januari 2025, di Mall Green Pramuka Square, Jakarta Pusat. Acara tersebut menjadi momen spesial bagi komunitas ODTW, karena selama tiga hari itu mereka meluncurkan tiga buku berbeda.
Salah satu buku yang diluncurkan di momen itu berjudul “Into the World” yang resmi di-launching pada hari terakhir, Kamis (23/1/2025). Buku “Into the World” ini merupakan hasil dari Workshop Menulis Best2Write “Nuram Berbagi - Batch 1”. Isi buku tersebut menampilkan karya 50 penulis cilik terpilih dari 10 sekolah berbeda, termasuk SDIT Insan Mandiri Jakarta, SD Labschool Cibubur, SD Bangun Mandiri, SD Nassa School, SD Khalifa IMS, SD Avicenna Cinere, SD Avicenna Jagakarsa, SD Islam El Fash, SD Alam Akhdor Insan Mulia, dan SD Smart School.
Pada acara di hari terakhir penyelenggaraan “Gebyar Literasi Best2Write” Kamis kemarin, tim ODTW menghadirkan Kak Jichan, seorang content creator, youtuber, dan penulis, sebagai bintang tamu. Di dalam sesi bincang bersama, Kak Jichan membagikan tips menulis kepada penulis anak-anak yang hadir. Ia juga menyampaikan rasa takjubnya terhadap minat anak-anak yang tinggi terhadap dunia menulis.
“(Kalian) bisa ngajak dan ngasih tahu temen-temennya juga, kalau ternyata menulis itu menyenangkan lho, dan bisa mengukir prestasi juga lho. Bahkan, dengan menulis dan membaca, kita bisa melihat dunia dengan lebih luas lagi,” ujarnya dengan semangat.
Baca Juga : Pesantren BIK Gelar TOT Team Outbond: Mencetak Pemimpin dan Trainer Andal yang Berdampak untuk Masyarakat
Selain bincang bersama, acara itu juga diisi dengan pembacaan cerita oleh Ihsan Abdurrahim dan Naura Zihni Reihanah, seorang guru dan murid dari SD Smart School Jakarta. Ketika itu, Naura membacakan karyanya yang berjudul “Kenangan Indah di Casa Delfin”, yang mengisahkan seorang anak perempuan tuna rungu yang tinggal dan bersekolah di Madrid, Spanyol.
Karya Naura itu bisa dibilang sebagai salah satu cerita yang beda dan unik sekali dibandingkan cerita lainnya. Terutama karena tema dan latar tempat yang diangkat. Selain itu, pesan moral yang ada dalam cerita itu juga cukup “kena”, meski disampaikan dengan sederhana dan dengan gaya penceritaan khas anak-anak. Si tokoh utama dalam cerita, yang merupakan seorang tuna rungu, diceritakan sering merasa takut dan tidak percaya diri karena “kekurangan” yang ia miliki. Takut tak disukai orang, takut tak punya teman, pesimis terhadap potensi dirinya sendiri, lalu malu, menutup diri, dan lain-lain.
Tak bisa dimungkiri, hal itu juga sering dirasakan oleh kebanyakan orang. Termasuk orang-orang yang terlahir normal. Tetapi, ada pelajaran yang bisa diambil dari cerita tersebut, yaitu selama kita selalu percaya dan tawakkal kepada Allah Swt, percaya dengan takdir yang sudah ditetapkan-Nya, menerima keadaan diri dengan ikhlas, Insya Allah akan selalu ada kemudahan. Allah akan selalu menghadirkan orang-orang baik yang dengan tulus mau mendukung dan membersamai kita. Allah akan selalu memberi kita kekuatan untuk berani menghadapi segala tantangan yang ada di hidup ini.
Selain Kak Jichan, beberapa narasumber lainnya juga berbagi pengalaman mereka di hari itu. Misalnya Ibu Nenden Wulansari (SD Alam Akhdor Insan Mulia), Ibu Utin Supartini (SD Islam El Fash), dan salah satu penulis cerita di buku “Into the World” bernama Rierha dari SD Bangun Mandiri. Masing-masing mereka menyampaikan perasaan dan berbagai pengalaman unik yang mereka alami di sepanjang acara workshop yang sebelumnya diadakan bersama Tim ODTW.
Sebagai guru, Ibu Nenden dan Ibu Utin senantiasa berupaya untuk terus meningkatkan minat baca anak-anak di sekolah mereka. Salah satu langkah yang dilakukan Bu Nenden adalah dengan menyelipkan sesi berbincang tentang buku favorit di tengah-tengah snack time saat di sekolah. Kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk mengajak anak-anak membincangkan buku favorit mereka. Hal itu bisa meningkatkan minat anak dalam membaca dan melatih mereka dalam menyimpulkan serta menyampaikan sesuatu.
Sementara Bu Utin, sebagai seorang yang dari kecil sudah gila membaca, selalu berusaha menurunkan kebiasaan tersebut ke anak-anak. Baik anak-anaknya sendiri, maupun anak-anak didiknya di sekolah. Sebab, seperti sudah diketahui umum, tingkat literasi di Indonesia sampai saat ini masih sangat rendah. Jadi, berbagai upaya harus selalu diusahakan agar anak-anak suka, bahkan kecanduan membaca. Terutama oleh pihak orang tua dan guru-guru di sekolah, agar bisa mengajak anak-anak membaca dan menulis dengan cara yang asyik dan menyenangkan.
Rangkaian acara pun ditutup dengan pembagian sertifikat kepada 10 sekolah yang terlibat dan 50 penulis anak terpilih. Foto bersama menjadi momen terakhir yang mengakhiri rangkaian kegiatan “Gebyar Literasi Best2Write” dengan penuh kebahagiaan. Ya, sejatinya acara itu bukan sekadar peluncuran buku, tetapi juga sebuah perayaan literasi yang menggugah semangat membaca dan menulis pada generasi muda.