Macron Sebut Serangan AS ke Iran adalah Ilegal dan Ancam Stabilitas Internasional
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengecam keras serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran, yang terjadi pada Ahad (22/6/2025). Ia menegaskan, tidak ada dasar hukum internasional yang membenarkan serangan tersebut, meski pun Prancis mendukung upaya mencegah Iran memeroleh senjata nuklir. Hal itu ditegaskan Macron dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre, di Oslo, pada Senin (23/6/2025).
“Tidak ada kerangka hukum yang sah untuk serangan ini, meski pun Prancis setuju bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir,” tegas Macron.
Macron menegaskan, setiap dinamika kebijakan rezim di Iran harus berasal dari kehendak rakyatnya sendiri, bukan melalui intervensi kekuatan militer asing. Melihat beberapa dekade terakhir, pendekatan seperti itu (intervensi kekuatan militer asing) mengakibatkan ketidakstabilan internasional dan hanya memerburuk keadaan.
“Saya percaya pada kedaulatan rakyat dan integritas wilayah. Kita tidak dapat menggantikan rakyat suatu negara dalam menentukan pemimpinnya sendiri,” tegas Macron.
Pernyataan PM Norwegia
Di dalam kesempatan yang sama, Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Støre, mengemukakan pendapat senada. Ia menegaskan, hukum internasional hanya mengizinkan penggunaan kekuatan jika dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB atau sebagai tindakan membela diri.
“Serangan ini tidak memenuhi ketentuan tersebut,” ucap Støre.
Sementara itu, Macron juga mengomentari serangan penjajah Israel - bersama dukungan AS - terhadap Penjara Evin di Teheran yang menampung warga sipil, termasuk dua warga negara Prancis, pada Senin (23/6/2025). Ia mengatakan, serangan tersebut tidak relevan dengan tujuan resmi penjajah untuk menghancurkan program nuklir Iran, dan malah membahayakan keselamatan warga sipil.
(Sumber: France24, Reuters & AFP)