Majelis Ulama Indonesia Anugerahi Jusuf Kalla dan Retno Marsudi “MUI Mujahid dan Mujahidah Awards”
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menganugerahkan “MUI Mujahid Awards” kepada H. Muhammad Jusuf Kalla dan “MUI Mujahidah Awards” kepada Retno LP Marsudi. Acara tersebut diselenggarakan di Puri Agung, Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (3/10/2024). Kedua tokoh itu dinilai berperan besar dalam menjaga perdamaian dan keadilan global di tengah meningkatnya ketegangan internasional.
Ketua Panitia “MUI Mujahid dan Mujahidah Awards” Dubes Yuli Mumpuni Widarso mengatakan, acara tersebut dihadiri oleh 250 undangan. Mereka adalah perwakilan dari dewan pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, para pejabat negara, ormas Islam, lembaga zakat, lembaga filantropi, lembaga kemanusiaan, relawan serta aktivis kemanusiaan, dan lainnya.
Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, penganugerahan penghargaan tersebut berdasarkan komitmen yang kuat dari H.M. Jusuf Kalla (JK) dan Retno Marsudi dalam memajukan perdamaian dunia. Termasuk dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina.
“Bapak JK dan Ibu Retno selalu mendukung dan menginisiasi resolusi PBB tentang Palestina, baik di Dewan Keamanan PBB (DK-PBB) maupun Sidang Majelis Umum PBB (SMU PBB),” kata Sudarnoto.
Muhammad Jusuf Kalla adalah tokoh bangsa kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942. Sebelum dikenal sebagai politisi, pria yang populer dengan nama akronim JK itu adalah seorang wirausahawan sukses. JK pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia selama dua periode secara tak berturut-turut, yaitu 2004-2009 dan 2014-2019. Di era Presiden Abdurrahman Wahid (1999), JK menjabat Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Sedangkan di masa Presiden Megawati Soekarnoputri, JK menjabat Menko Kesra (2001-2004).
Retno Lestari Priansari Marsudi yang lahir di Semarang, 27 November 1962, adalah wanita pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia. Ia pertama kali dilantik sebagai Menteri Luar Negeri tanggal 27 Oktober 2014. Retno adalah alumni jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 1985. Retno juga menempuh pendidikan di beberapa program studi lain, yaitu “Undang-Undang Uni Eropa” di Haagse Hogeschool di Den Haag dan “Studi Hak Asasi Manusia” di Universitas Oslo. Suami Retno, Agus Marsudi, adalah seorang arsitek.
Sudarnoto yang juga Ketua Steering Committee “MUI Mujahid dan Mujahidah Awards” menuturkan, Indonesia sering sekali menjadi motor utama resolusi PBB terkait bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Palestina, untuk memastikan bahwa UNRWA (UN Relief Works Agency for Palestinian Refugees/Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina) berjalan baik.
“Bapak JK dan Ibu Retno juga membangun hubungan bilateral yang kuat dengan Palestina, antara lain tercermin pada penyelenggaraan Konferensi Istimewa OKI untuk Palestina di Jakarta pada tahun 2016 yang terlaksana dengan lancar dan sukses,” tutur Sudarnoto.
Selain itu, menurut Sudarnoto, Indonesia juga menjadi sponsor utama resolusi Sidang Majelis Umum PBB bagi diterimanya Negara Palestina sebagai “observer” PBB dan terakhir sebagai anggota penuh PBB. “Persahabatan bilateral RI-Palestina terus meningkat, juga terlihat pada kunjungan Presiden, Perdana Menteri, dan Menlu Palestina ke Jakarta, serta meningkatnya frekuensi pertemuan konsultasi Menlu RI dengan Menlu Palestina di berbagai forum pertemuan tingkat Menteri,” tambah Sudarnoto.
Sudarnoto melanjutkan, kedekatan hubungan persahabatan antar tokoh kedua negara (Indonesia dan Palestina) juga tercermin dalam pertemuan Jusuf Kalla dengan para pemimpin Palestina, baik dari faksi Fatah maupun Hamas. “Bapak JK dan Ibu Menlu (Retno) juga menggalang semangat solidaritas kemanusiaan rakyat Indonesia untuk bangsa Palestina,” imbuh Sudarnoto.
Sebagai penutup, Sudarnoto menyampaikan bahwa MUI sebagai payung atau rumah Ormas Islam Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam Wasathiyah, sangat menghargai dan sepenuhnya mendukung kiprah Jusuf Kalla dan Retno Marsudi yang melaksanakan amanah Mukadimah UUD 1945 dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina yang selaras dengan nilai-nilai Islam dan diplomasi Islam Wasathiyah yang menjunjung tinggi keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, berharap, melalui penghargaan tersebut, akan lahir lebih banyak mujahid-mujahidah yang dapat memberikan dukungan nyata terhadap kemerdekaan Palestina. “Dari penghargaan ini, kita harapkan akan lahir mujahid-mujahidah baru. Kita juga berharap kepada seluruh anak bangsa agar memberikan dukungan kuat terhadap ikhtiar yang dilakukan oleh bangsa-bangsa di dunia untuk mendukung Palestina merdeka dan berdaulat,” katanya.