Maka Hormati dan Hargailah Suamimu dan Ayahmu

Satu ayah yang dipermalukan, banyak istri dan anak yang tersakiti. Maka, mari kita belajar bersama dari seorang pejuang nafkah yang telah “digoblok-goblokkan” oleh GM, seorang Staf Khusus Presiden RI. Momen itu terjadi saat GM menghadiri tablig akbar di Magelang, 20 November 2024.

Lihatlah raut wajah pria pejuang nafkah itu. Lalu, bayangkanlah sosok itu adalah suamimu atau ayahmu. Betapa miris, kan? Suamimu atau ayahmu ternyata tidak hanya merasakan sakit atau lelah fisiknya dalam mencari nafkah, tetapi terkadang juga mental dan batinnya terkoyak-koyak oleh perlakuan orang lain kepadanya. Entah dari bosnya, atasannya, rekan kerjanya, atau orang lain di sekeliling yang merendahkan dia.

Maka, Anda yang berstatus sebagai seorang istri, hargailah pemberian suamimu. Jika penghasilannya hari itu tidak sesuai yang diharapkan, jangan marah-marah. Sebab, barangkali dia mendapatkan masalah di luar sana. Banyak-banyaklah bersyukur.

Anda yang berstatus sebagai seorang anak, jangan terlalu banyak menuntut orang tuamu. Lihatlah kondisinya. Lihatlah pendapatannya. Jangan siksa orang tuamu demi keinginanmu yang terlalu banyak.

Istidraj Kemajuan Peradaban Materialis pada Suatu Negeri
Namun, pembiaran (sehingga menuju kebinasaan) ini ditimpakan setelah pengabaian terhadap peringatan-peringatan dari Allah melalui para pembawa risalah-Nya.

Sebab, kita tidak tahu seberapa berat rintangan yang orang tuamu hadapi dalam mencari nafkah.

Dari video viral kemarin soal penjual es yang “digoblok-goblokkan oleh GM, kita ambil pelajaran bahwa mencari nafkah itu tidak mudah. Dan tidak ada suami atau ayah yang jujur tentang kondisi yang ia hadapi di luar sana. Kadang, suami atau ayah sanggup makan nasi campur garam di tempat kerjanya. Sedangkan ia membelikan makanan enak untuk dibawa pulang ke rumahnya demi anak/istrinya. Ia pun bersikap seolah baik-baik saja ketika pulang membawa makanan. Padahal, kita tidak tahu kejamnya dunia kerja di luar sana. Itu perlu direnungkan agar kita bisa mengerti.

Suamimu/ayahmu mungkin terlalu banyak masalah ketika mencari nafkah di luar sana, tetapi tanggung jawab menuntut dia untuk tetap kuat dan bertahan.

Maka sayangi, cintai, hormati, dan hargai suamimu/ayahmu, karena mereka adalah pahlawan untuk keluarganya.