Memudarnya Islamofobia oleh Gelinding Bola
Tak bisa dimungkiri, sujud syukur hari ini telah menjadi ikon popular, terutama dalam jagat sepak bola. Banyak pemain top dunia yang tertangkap kamera melakukan selebrasi dengan melakukan sujud syukur saat mereka mampu menjebol gawang lawan.
Namun sujud syukur menjadi sangat populer berkat Mohammad Salah. Pemain Liverpool berkebangsaan Mesir ini memang bisa dibilang sebagai tokoh yang meningkatkan popularitas selebrasi sujud syukur. Banyak pemain lain semisal Arda Turan, Demba Ba dan Paul Pogba yang pernah melakukan selebrasi dengan sujud syukur. Namun tak se-fenomenal yang dilakukan oleh Mohammad Salah.
Ini semua tak lepas dari penampilan ciamik Mohammad Salah. Jika pemain bola lain hanya terlihat sesekali melakukan sujud syukur, maka Mohammad Salah melakukannya dengan frekuensi yang bisa dibilang sangat tinggi. Bayangkan saja, dalam musim pertama ia diboyong dari AS Roma ke Liverpool pada Juni 2017, Mohammad Salah langsung tancap gas dan tampil memukau. Di akhir musim 2017 - 2018, Mohammad Salah yang hanya tampil 36 kali dalam musim pertamanya itu, berhasil melesakkan 32 gol. Capaian ini mengantarkan dirinya menyabet gelar pemain tersubur di Liga Primer Inggris pada musim tersebut.
Capaian Mohammad Salah dinilai banyak pengamat bola sebagai sesuatu yang fenomenal. Pendukung Liverpool yang terkenal militan dan fanatik pun dibikin kepincut habis. Mohammad Salah melejit pamornya dari pemain medioker menjadi bintang sepak bola utama yang memiliki pengagum puluhan juta di seluruh dunia.
Sepanjang lesakan gol-gol yang ia torehkan, Mohammad Salah selalu melengkapinya dengan sujud syukur. Karena sering membuat gol, maka sujud syukur yang ia lakukan pun terlihat begitu sering. Seiring dengan itu, penampilannya pun bisa dibilang konsisten. Ia kembali menjadi top scorer Liga Primer Inggris pada musim berikutnya, dengan 22 gol. Klub yang dibelanya pun meningkat tajam performanya, bahkan menjadi runner up Liga Primer Inggris pada musim 2018 – 2019.
Puncaknya, Liverpool mampu menggondol title Liga Champion pada musim itu, dan musim berikutnya merengkuh juara Liga Inggris setelah 30 tahun lamanya para pendukung mereka memimpikan gelar tersebut. Mohammad Salah menjadi bagian penting dari capaian tersebut. Mata dunia tertuju kepadanya, fans Liverpool dibikin menggila, mereka pun makin sering menikmati selebrasi sujud syukur dari sang mega bintang!
Baca Juga :Pesepak Bola Terkenal Dunia Tunjukkan Solidaritas pro-Palestina
Klub Tua dengan Sejarah dan Tradisi yang Kuat
Liverpool mungkin diuntungkan dengan kehadiran Mohammad Salah pada musim 2017. Sehingga, mereka mampu memenangi gelar Liga Champion dan Liga Primer Inggris. Namun, Mohammad Salah juga sangat beruntung bisa bergabung dengan klub asal Kota Merseyside ini. Liverpool bukan klub sembarangan. Ia adalah salah satu klub besar di Inggris dengan sejarah dan tradisi yang kuat luar biasa. Mohammad Salah bahkan menyebutkan bahwa bergabung dengan Liverpool adalah impian dari masa kecilnya.
Klub yang didirikan semenjak tahun 1892 ini memiliki banyak capaian yang sangat istimewa. Setidaknya, Liverpool tercatat telah berhasil memenangi Liga Champion sebanyak 6 kali sepanjang sejarahnya. Ini merupakan capaian tertinggi di antara klub-klub lain di Inggris. Belum ada yang mampu menyamai rekor 6 kali memenangi Liga Champion di antara klub lain di Inggris.
Capaian Liverpool di liga domestik juga tak main-main. Mereka berhasil memenangi Liga Inggris sebanyak 19 kali, 8 kali meraih Piala Liga, dan 7 kali memenangi Piala FA.
Pendukung Liverpool tak hanya di Inggris. Sama dengan klub-klub besar lainnya, Liverpool juga memiliki jumlah fans yang sangat besar di seluruh dunia. Fans Liverpool sangat setia dengan klub mereka. Markas Liverpool, Stadion Anfield, terkenal angker bagi musuh-musuh Liverpool yang bermain tandang ke stadion tersebut. Bukan angker dalam artian mistis, namun stadion ini angker dengan heroisme para pendukung Liverpool yang kerap mendatangkan rasa terintimidasi yang sangat kuat bagi lawan-lawan Liverpool.
Dengan lagu “kebangsaan” mereka, You’ll Never Walk Alone, fans Liverpool serasa dipersatukan dengan para pemain dan klub secara sangat rapat. Sehingga, fans Liverpool kerap memiliki power yang berbeda dibandingkan fans bola lain di dunia. Ini pula yang membuat Liverpool sangat kuat saat bermain di kandangnya.
Sejarah klub dan fans yang sangat militan membuat Mohammad Salah cepat menjadi sosok yang begitu populer. Mereka, para fans Liverpool, tak sekadar meneriakkan namanya saat bermain bola. Fans Liverpool bahkan menciptakan Chant atau nyanyian khusus untuk para pemain pujaan. Mohammad Salah termasuk pemain yang chant-nya paling banyak dan paling kerap dikumandangkan saat laga sedang berlangsung.
Baca Juga : Industri Sepak Bola dan Nasib Penggemarnya
Kepribadian yang baik
Kehendak Allah jua, di Liverpool ada beberapa pemain muslim. Selain Mohammad Salah, ada nama lain yang juga sangat top, yakni Sadio Mané dan Xherdan Shaqiri. Sadio Mané dan Mohammad Salah adalah pemain muslim yang sangat taat pada ajaran Islam. Mereka bukan hanya sama-sama produktif dalam urusan menjebol gawang lawan, namun mereka berdua juga selalu melakukan selebrasi dengan sujud Syukur.
Di dalam kehidupan mereka di luar sepak bola, masyarakat Merseyside kerap menjumpai Mohammad Salah dan Sadio Mané sebagai pribadi yang baik, santun, dan humble. Kedermawanan keduanya juga sangat populer. Publik sepak bola di Inggris juga tak pernah mendengar isu yang miring tentang perilaku Sadio Mané dan Mohammad Salah. Mereka berdua tidak minum alkohol, tidak pernah juga memiliki skandal dengan kaum perempuan atau terlibat pesta-pesta liar seperti yang kerap dilakukan oleh selebritis bola.
Masyarakat Inggris mendapati keduanya sebagai pribadi yang baik. Mereka rajin ke masjid. Bahkan Sadio Mané pernah tertangkap kamera ikut mengepel masjid! Padahal, dia adalah pemain mahal yang kaya raya. Ini merupakan pemandangan yang sungguh berbeda, yang tentu saja mengubah banyak cara pandang masyarakat Inggris yang selama ini banyak terjebak phobia dan memiliki cara pandang keliru terhadap pemeluk Islam.
Mohammad Salah dan Sadio Mané menjadi idola masyarakat Inggris, terutama penggemar Liverpool. Fakta bahwa Mohammad Salah dan Sadio Mané adalah pemeluk Islam, tentu tak serta merta membuat mereka membenci pahlawan bola mereka itu. Bahkan, masyarakat Inggris yang umumnya rasional mulai terbuka cara pandang mereka terhadap Islam. Setidaknya, mereka mampu membedakan antara oknum dengan komunitas Islam. Apa yang ditunjukkan oleh Mané dan Salah adalah hal-hal yang menyenangkan serta tidak merepresentasikan sama-sekali pandangan yang menyebutkan Islam sebagai agama bar-bar dan teroris.
Mengutip berita dari okezone.com, ada data penelitian yang dilakukan Departemen Sains Politik Universitas Stanford, yang menunjukkan bahwa angka kejahatan yang menimpa warga muslim di Inggris turun 18,9 persen semenjak Salah tampil di Liga Inggris pada 2017. Meski perlu penelusuran lebih lanjut soal korelasinya, data ini setidaknya menunjukkan bahwa toleransi terhadap keberadaan Islam di Inggris semakin tinggi. Tentu, kita berharap angka toleransi dan pemahaman terhadap Islam akan terus meningkat.
Beberapa fakta lain diungkapkan oleh Salim Kassam, editor The Muslim Vibe yang memperhatikan betapa fans Liverpool semakin toleran terhadap fans Liverpool yang beragama Islam. Shalat di sudut-sudut Anfield makin aman dilakukan oleh muslim. Ini berbeda dengan era sebelum 2017.
Hal senada diungkapkan oleh Abdul Hamid, juru bicara Masjid Syekh Abdullah Quilliam yang berada di Liverpool. Ada beberapa hal yang berbeda semenjak popularitas Mohammad Salah menanjak. Menurut Hamid, jumlah anak muda yang berkunjung ke Masjid semakin banyak, terutama pada saat Shalat Jumat. Sementara itu, direktur Masjid Syekh Abdullah Quilliam, Galib Khan, menyebutkan bahwa keberadaan Mohammad Salah mengubah pandangan orang terhadap Islam, sebagaimana diberitakan oleh inews.id.
Semoga dunia Islam makin banyak melahirkan talenta bola yang mampu bersinar di Eropa meneruskan jejak Mohammad Salah. Sehingga, duta Islam dari jalur ini tak putus generasi. Sebab, mengubah pandangan masyarakat Eropa tentang Islam melalui pemain bola yang shaleh ternyata efektif.