Mengapa Nabi Sulaiman Peduli Hewan Tanah?
Agar tumbuhan dan tanah menjadi subur, bangunlah ekologi hewan tanah. Sebab, keberadaan ekologi hewan tanah menjadi tanda kesuburan tanah dan tanaman. Dan kehidupan di dalam tanah itu sama dengan kehidupan di atas permukaan tanah.
Nabi Sulaiman sangat peduli terhadap semut. Hal itu menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul pun sangat peduli terhadap ekologi hewan yang hidup di dalam tanah.
Rayap tanah memakan tongkat Nabi Sulaiman. Sehingga, tongkat itu pun rapuh. Dengan rapuhnya tongkat Nabi Sulaiman itu, manusia dan jin yang sedang bekerja menjadi tahu bahwa Nabi Sulaiman telah wafat. Dari dikisahkannya rayap ada esensi luar biasa yang diungkapkan oleh alam semesta.
Semut dan rayap adalah dua makhluk yang hidup di bawah permukaan tanah, yang lekat dengan kisah Nabi Sulaiman. Di dunia modern, ragam makhluk tanah digunakan oleh para pakar tanah untuk menguji tingkat kesuburan tanah. Semakin tak ditemukan hewan tanah, menunjukkan semakin tidak suburnya tanah tersebut.
Baca Juga : Hud-Hud, Si Burung Intel
Bagaimana menguji kelembaban tanah? Perhatikan cacing tanah. Bagaimana menguji aliran air dan udara dalam tanah? Perhatikan rayap. Bagaimana cara mengetahui ketercukupan bahan organik tanah? Perhatikan banyaknya ragam hewan tanah yang hidup di tanah tersebut.
Di alam semesta, tersebar tanda-tanda kebesaran Allah yang tak terhingga. Dengan tanda-tanda tersebut, manusia bisa dengan sangat mudah memahami sesuatu dengan sangat mendalam dan komprehensif. Dengan tanda-tanda tersebut akal dicerdaskan oleh Allah. Hati dimudahkan untuk menyadari sebuah hakikat yang tak terlihat.
Ragam hewan tanah merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Kaitan dengan kesuburan tanaman, batang, ranting, daun, dan buahnya. Hewan tanah hanya bisa hidup jika ada pohon. Sebaliknya, pertumbuhan pohon dan buahnya tergantung dari ragam hewan tanah yang hidup di tanah tersebut. Demikianlah.