Menghitung Detik-Detik Kehancuran Penjajah Israel
Pakar militer dan strategi, Mayor Jenderal Muhammad Al-Samadi, mengatakan, sebuah pengakuan tentara penjajah Israel atas kekurangan tank mengindikasikan parahnya kerusakan yang mereka alami dalam pertempuran di Gaza. Hal itu sekaligus membuktikan kebenaran narasi media milik Hamas. Dan menghancurkan mitos Tank Merkava Israel yang disebut-sebut memiliki lapis baja terbaik.
Hamas selalu mendokumentasikan sebagian besar operasinya. Mereka mengatakan, telah menghancurkan Tank Israel, lengkap dengan memberikan video buktinya. Hal itu dilakukan untuk menekankan keunggulan mereka di lapangan, dan mematahkan mitos ketahanan Tank Merkava.
“Tank merupakan ‘tulang punggung’ tentara penjajah. Kerentanan mereka terhadap kehancuran membuatnya tidak dapat melanjutkan operasi tempur. Akibatnya, Israel memerlukan tindakan untuk memproduksi tank dan suku cadang baru,” jelas Al-Samadi.
Perlu dicatat, Tank Merkava dibedakan berdasarkan spesifikasinya. Tank ini memiliki sistem perlindungan aktif, sehingga mampu mencegat rudal anti-tank sebelum mereka tiba. Juga memiliki kemampuan menembak sasaran yang bergerak, serta punya kemampuan tinggi untuk menyerang helikopter konvensional dengan menggunakan amunisi anti-tank. Semua itu menjadikan tank itu sebagai salah satu tank paling kokoh di dunia dan terkuat di medan perang.
Dampak kerusakan Tank Merkava sangat besar bagi pihak Penjajah Israel. Beberapa tank yang rusak kini tidak dapat digunakan kembali. Banyaknya kerusakan tank itu, bukan hanya membuat mereka tidak dapat menggunakannya sebagai alat perang, tetapi bahkan menghambat dalam upaya regenerasi tentara. Pelatihan unit lapis baja ditangguhkan hingga bulan November 2025, disebabkan jumlah tank yang saat ini tersedia di Korps Lapis Baja tidak mencukupi.
Surat kabar Israel “Haaretz” melaporkan, kini untuk pertama kalinya tentara Israel mengumumkan kekurangan jumlah tank. Tercatat, jumlah tank saat ini tidak memenuhi kebutuhan perang.
Mengenai dampak pengakuan tentara penjajah, ini merupakan indikasi perubahan fase perang. Sebelumnya, selama 8 bulan Militer Israel menyerang secara sporadis kota-kota di Jalur Gaza (fase kedua). Namun, dengan motif kekurangan tank, mereka bisa saja mengaktifkan fase perang ketiga, yaitu memasifkan serangan terhadap Hamas hingga hancur.
Al-Samadi memperkirakan, Hamas telah menghancurkan 1.600 - 1.700 kendaraan militer Israel (tank, buldoser, dan pengangkut personel) selama perang. Termasuk kerugian tentara penjajah dalam pertempuran baru-baru ini, di lingkungan Shuja'iya dan Tal al-Hawa, di Kota Gaza.
“Tentara Israel di tingkat unit lapis baja dan mekanisnya mengalami dilema. Apalagi, ketika melihat Hamas menggunakan peralatan sisa-sisa perang mereka, untuk didaur ulang menjadi rudal atau senjata baru. Rudal-rudal itu memiliki kapasitas destruktif dan gelombang ledakan yang sangat tinggi, Mampu mengakibatkan kerusakan besar dan kerugian pada unit lapis baja dari tentara penjajah,” jelas Al-Samidi.
(Sumber: Sky News & Aljazeera)