Meningkatnya Laporan Rasisme dan Antisemitisme di Jerman
Untuk kali pertama, Kantor Aduan Masyarakat Sipil di Jerman merilis laporan terkait peningkatan tindakan rasisme dan antisemitisme (sentimen anti-Yahudi, red) dari sebelas negara bagian. Hal tersebut memberi gambaran secara luas, yang berimplikasi pada kondisi keamanan serta bentuk diskrimasi lainnya di negara itu.
Dikutip dari situs United State Holocaust Memorial Museum, kata antisemitisme berarti prasangka atau kebencian terhadap Yahudi. Holocaust, pembantaian, dan pembunuhan terhadap kaum Yahudi Eropa tahun 1933 dan 1945 yang didukung oleh pemerintah Nazi di Jerman dan kolaboratornya adalah contoh antisemitisme paling ekstrim dalam sejarah.
Laporan Tahunan "Insiden Anti-Semit di Jerman 2022" telah mengklasifikasikan berbagai jenis insiden dan serangan baik yang berupa fisik, verbal, dan tertulis, berdasarkan tingkat kekerasan. Laporan yang dipublikasikan pada Selasa, 27 Juli 2023, itu mencatat ada sekitar 2.480 insiden yang terjadi tahun lalu. Ada sembilan kasus yang dikategorikan sebagai "kekerasan ekstrim" seperti yang didefinisikan oleh Federal Association of Departments for Research and Information on Antisemitism (RIAS). Kategori tersebut termasuk "serangan fisik atau serangan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa dan cedera tubuh yang serius, termasuk juga percobaan tindakan semacamnya".
Menurut laporan RIAS, jumlah insiden yang dianggap sebagai "kekerasan ekstrim" telah meningkat. Angka ini merupakan rekor tertinggi sejak 2017, saat pelaporan tahunan mengenai rasisme dan antisemitisme dimulai secara nasional.
"Serangan semacam itu, seperti yang melibatkan kekerasan ekstrim, juga menyebar di wilayah yang tidak terkena dampak secara langsung terhadap insiden tersebut, karena serangan itu dapat secara signifikan mengaburkan rasa aman di antara orang Yahudi," kata Bianca Loy, salah satu penulis studi tersebut.
Di saat yang sama, jumlah keseluruhan insiden antisemit yang dilaporkan turun sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut laporan RIAS, hal itu disebabkan adanya dampak yang lebih kecil tahun 2022 dari peristiwa yang relevan secara global, dimana menjadi kerangka atas insiden antisemite, seperti pandemi virus corona dan konflik antara Hamas dengan tentara Israel di Jalur Gaza pada Mei 2021. Pandemi COVID-19, yang merupakan tempat berkembang biaknya kiasan antisemit dan teori konspirasi, tidak lagi memainkan peran penting di depan publik pada 2022.
Insiden semacam ini dapat terjadi di mana saja dan kapan pun. Misalnya di rumah, kantor, transportasi umum, supermarket, atau acara konser. Insiden antisemitisme biasa terjadi karena latar belakang politik yang beragam. Dan tak ayal hal tersebut sering kali terjadi karena tindakan remeh terhadap peristiwa Holocaust, ketika Nazi Jerman dan antek-anteknya membunuh enam juta orang Yahudi Eropa.
RIAS juga mengklasifikasikan beberapa serangan, baik yang dicoba maupun dilakukan, terhadap institusi Yahudi di negara bagian barat Rhine-Westphalia (NRW) pada November 2022 sebagai kasus kekerasan ekstrim. Ini termasuk serangan terhadap kediaman rabbi di Sinagoge Lama di Essen. Serangan itu tidak mengakibatkan cedera.
Di kota Essen pada November tahun lalu, RIAS menyatakan penembakan di rumah mantan rabbi di Sinagoge Lama merupakan kasus yang sangat kejam. Kini kasus tersebut telah diselidiki oleh Kejaksaan Federal Jerman bersamaan dengan dua kejahatan antisemitisme lainnya yang diwarnai kekerasan, dengan dugaan kejahatan tersebut mungkin dilakukan bekerja sama dengan Garda Revolusi Iran.
Laporan tersebut juga mengategorikan latar belakang sosial, politik, agama, atau latar belakang kontekstual lainnya, di mana insiden tersebut terjadi, dan informasi rinci lebih lanjut tentang apakah insiden tersebut ditujukan pada individu atau institusi. Laporan tersebut juga mengategorikan berbagai insiden berdasarkan lokasi, situasi terjadinya, dan jumlah insiden per negara bagian Jerman. Hal itu ditujukan untuk memberikan perspektif yang lebih luas sekaligus menggambarkan berbagai jenis insiden, termasuk antisemitisme yang merujuk pada peristiwa Holocaust dan antisemitisme terkait Israel.